Jumat, 23 Oktober 2020

Monopoli Spasial: Teori Lokasi Hotelling

Kita telah membicarakan tentang teori-teori yang mendasari lokasi industri dan aspek-faktornya. Namun, apakah kalian ingin tau mengapa saat sebuah perusahaan sudah menetap, makin erat dengan perusahaan tersebut, semakin sulit bagi kompetitor untuk berkompetisi? Salah satu sebab karena terjadi monopoli spasial.



Monopoli Spasial


Dalam geografi ekonomi, ruang merupakan aspek yang penting dalam menentukan perilaku suatu perusahaan. Penempatan lokasi yang tepat dapat memberikan kemampuan monopoli bagi perusahaan tertentu. Penempatan lokasi yang tidak tepat dapat menciptakan perusahaan kehilangan laba.


Ilustrasi Model Spasial Hotelling


Grafik diatas menawarkan bahwa perusahaan A yang memiliki produktivitas lebih tinggi dari perusahaan B akan mempunyai pangsa pasar yang lebih luas, yaitu sampai titik X. Hal ini terjadi sebab mereka dapat memproduksi lebih banyak barang dengan harga yang lebih hemat biaya.


Namun, perusahaan yang lebih produktif tidak senantiasa mendominasi pasar. Pangsa pasar perusahaan B tetap ada alasannya adalah ongkos transportasi yang lebih murah ke daerah sekitarnya meng-offset biaya bikinan yang lebih mahal.


Oleh alasannya adalah itu, harga produk B pada kawasan tertentu disekitar perusahaan B menjadi lebih hemat biaya atau sama dengan harga produk A.


Jika diasumsikan bahwa tidak ada ongkos transportasi, maka perusahaan A dapat mendominasi seluruh pasar, tetapi hal ini nyaris mustahil terjadi di dunia konkret.


Terdapat dua ketetapan lazim mengenai kekuatan monopoli perusahaan yang disebabkan oleh aspek geografis keruangan yaitu



  1. Semakin besar biaya transportasi, maka kian besar pula kekuatan monopoli dari perusahaan.

  2. Semakin jauh jarak antar perusahaan, maka kian besar pula kekuatan monopoli dari perusahaan tersebut.


Model Hotelling untuk Kompetisi Spasial



Grafik diatas menawarkan versi Hotelling yang berpendapat bahwa produktivitas dan ongkos transportasi perusahaan A dan B sama.


Dapat dilihat bahwa pada mulanya, pangsa pasar mereka sama besar adalah O-X dan X-L, tetapi perusahaan A akan condong berpindah ke lokasi C untuk mengembangkan pangsa pasarnya. Sehingga perusahaan A menguasai O-C dan perusahaan B menguasai B-L, perusahaan B pun menanggapi dengan memindahkan lokasinya ke posisi D sehingga sekarang pangsa pasar dari perusahaan B adalah O-D dan perusahaan A D-L.


Ini akan terus berlanjut sampai ditemukannya Nash Equilibrium yang berada pada posisi X (garis hijau).


Pada saat ekuilibrium, kedua perusahaan akan berada di tengah dan pangsa pasarnya menjadi O-X dan X-L sama seperti pada mulanya, dan pada posisi ini, perusahaan A maupun B tidak mampu melakukan relokasi untuk memperluas pangsa pasarnya.




Hasil simpulan dari model Hotelling yang menempatkan kedua perusahaan di posisi X tengah ialah meningkatnya dan berkurangnya kesejahteraan pembeli sesuai dengan lokasinya.


Pembeli yang berada di tengah dilambangkan dengan kotak hijau akan cenderung memiliki kesejahteraan yang lebih tinggi dikarenakan harga barang yang lebih hemat biaya (harga transportasi murah).


Pembeli yang berada pada kawasan pinggiran yang dilambangkan dengan kotak merah akan mengalami penurunan kesejahteraan sebab barang-barang yang mereka beli menjadi lebih mahal.


Kompetisi Harga, Kualitas, dan Ruang Produksi



Penempatan kedua perusahaan ditengah juga dapat mengakibatkan fenomena price war yang mana setiap perusahaan berupaya untuk menurunkan harga supaya dapat mengambil pangsa pasar dari perusahaan yang lain.


Pada grafik diatas, perusahaan A menurunkan harga sehingga dari O-L menjadi pangsa pasarnya, kemudian perusahaan B juga menurunkan harganya guna mengambil O-L selaku pangsa pasarnya.


Ini akan terus berlanjut hingga harga mencapai marginal production cost atau memiliki keuntungan 0, fenomena ini diketahui sebagai Bertrand masalah.


Terkadang perusahaan juga memasarkan product at loss, sehingga kian banyak produk yang mereka jual, semakin rugi pula mereka. Contohnya ialah Gojek dan Grab, hal ini dilakukan untuk merebut pangsa pasar perusahaan kompetitor.


Perusahaan yang bersaing lazimnya saling berkumpul hanya bila ada mekanisme yang membuat Bertrand Problem tidak terjadi.


Pada sektor retailing pakaian, biasanya perusahaan-perusahaan busana berlokasi dekat satu dengan yang lainnya untuk menerima laba aglomerasi. Mereka menyingkir dari kompetisi dengan cara mengubah karakteristik produk.


Contohnya adalah merk Chanel, Levis, Louis Vuitton, Givenchy, dan Supreme, mereka semua mempunyai harga, image, dan lineup produk yang berlainan yang ditunjukkan untuk segmentasi pasar yang berbeda pula.


Tidak ada gunanya Louis Vuitton dan Levis melaksanakan price war karena memang beda segmen pasarnya. Contoh dari fenomena ini dalam konteks spasial adalah shopping mall atau jalan-jalan yang memang menjual sebuah barang yang sama seperti Saville Row di London yang menyediakan fashion kelas atas.


Selain itu, terdapat pula desain aglomerasi dalam daerah ekonomi khusus atau special economic zone yang dikelola oleh pemerintah. Kawasan ini memperlihatkan banyak faedah terhadap perusahaan yang berlokasi didalamnya, baik dalam bentuk pajak maupun birokrasi.


Namun, aglomerasi industri mirip ini juga mengakibatkan kerugian bagi penduduk sekitar, baik itu dalam bentuk eksternalitas ataupun dalam bentuk polusi.


Bagi perusaahaan yang memproduksi barang yang mana susah untuk melakukan non-price competition, mereka cenderung memilih daerah yang saling berjauhan untuk menghemat persaingan pasar dan memastikan keuntungan.


Contoh dari ini adalah industri SPBU yang mana setiap pom bensin mempunyai jarak tertentu dengan pom bensin lainnya yang telah diatur dalam agreement awal. Dapat dibayangkan jikalau pom bensin tersebut bersaing layaknya Indomart dan Alfamart, betapa berbahayanya price war yang akan terjadi.


Referensi


RELOCE (Regional and Local Economics) Lecture 4a Industrial Location, University of Portsmouth


Modern Urban and Regional Economics, McCann, Phillips


Geography an Integrated Approach, Waugh, David


Advanced Geography Concept and Cases, Guiness, Paul, Nagle, Garret



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)