Kawasan ekonomi khusus (KEK) yaitu area yang memiliki peraturan bisnis dan perdagangan yang berlawanan dengan negaranya.
Tujuan utama dari pembuatan KEK adalah untuk memajukan kegiatan jual beli, aktivitas ekonomi, investasi, dan pembukaan lapangan pekerjaan setempat. Oleh sebab itu KEK biasanya dibangun di titik-titik yang direncanakan menjadi growth pole sebuah tempat.
Untuk menunjang tujuan tersebut, KEK memiliki peraturan yang bersahabat kepada bisnis-bisnis. Peraturan ini melingkupi pajak yang lebih rendah, birokrasi yang dipersingkat, kuota ekspor-impor yang berlainan, atau bahkan pergantian kebijakan bea dan cukai.
Meskipun KEK mempunyai manfaat yang sungguh besar bagi perekonomian negara dengan mengembangkan produk domestik bruto, ekspor, serta penyerapan tenga kerja. KEK juga banyak mempunyai kerugian dalam bentuk eksternalitas dan polusi.
Daftar Isi
Definisi Kawasan Ekonomi Khusus
Kawasan ekonomi khusus memiliki definisi yang berlainan tergantung tiap-tiap negara dan kebijakannya yang berlaku.
Secara lazim, definisi KEK menurut World Bank yakni “Wilayah yang terbatas secara geografis, dengan pengamanan/pembatas, dikelola oleh pengelola tunggal, mempunyai laba-keuntungan tertentu dibandingkan kawasan lainnya, dilengkapi dengan area pabean yang tersendiri, dan memiliki prosedur yang lebih gampang/singkat”.
Menurut dewan nasional KEK Indonesia, kawasan ekonomi khusus memiliki definisi sebagai “Kawasan dengan batas-batas tertentu yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis daerah, serta diberikan kemudahan dan insentif khusus untuk mempesona investasi”.
Sejarah Kawasan Ekonomi Khusus
Zona bebas dan tempat entrepot telah digunakan selama berabad-kurun mulai dari zaman Kekaisaran Romawi, Pedagang Islam, hingga sekarang.
Zona bebas dan entrepot berperan besar dalam memutuskan keselamatan dan ketentraman para penjualdi sepanjang jalur perdagangan dunia.
Kawasan ekonomi khusus modern mulai timbul pada tahun 1950an di negara-negara industri. KEK yang pertama berdiri yaitu shannon airport di Clare, Irlandia.
Zona-zona yang terspesialisasi pada sektor manufaktur padat karya mulai bermunculan semenjak tahun 1970an. Zona ini mulanya muncul di Amerika Latin dan Asia Timur, tetapi kini telah menyebar di seluruh dunia.
KEK pertama China sehabis Deng Xiaoping membuka China kepada pasar global yaitu Zona Ekonomi Shenzen yang berhasil mengembangkan investasi asing dan perkembangan ekonomi setempat.
Zona-zona ini tidak cuma menawan perusahaan lokal tetapi juga perusahaan multinasional yang notabene memiliki modal lebih besar.
Tren gres yang sedang terjadi ialah negara-negara Afrika yang mulai menciptakan KEK untuk memajukan perekonomian setempat dan investasi aneh, biasanya KEK ini dibentuk lewat koordinasi dengan China atau negara kreditur yang lain.
Tipe Kawasan Ekonomi Khusus
Tipe | Tujuan | Ukuran | Lokasi | Aktivitas | Pangsa Pasar |
---|---|---|---|---|---|
FTZ | Meningkatkan jual beli Internasional | <50 hectares | Pelabuhan Utama | Entrepôts and trade related | Domestik |
EPZ (traditional) | Manufaktur produk ekspor | <100 hectares | Bebas | Manufaktur dan pembuatan | Luar Negri |
EPZ (single Unit/free enterprise) | Manufaktur produk ekspor | Bebas | – | Manufaktur dan pembuatan | Luar Negri |
EPZ (hybrid) | Manufaktur produk ekspor | <100 hectares | Bebas | Manufaktur dan pembuatan | Domestik dan Luar Negri |
Free port/SEZ | Pengembangan terintegrasi | >1000 hectares | Bebas | Bebas | Internal tempat, Domestik, dan Luar Negri |
Urban enterprise zone | Revitalisasi ekonomi kota | <50 hectares | Urban/rural | Bebas | Domestik |
Tabel diatas memberikan perbedaan secara umum dari jenis-jenis kawasan ekonomi khusus menurut World Bank. Selain 6 klasifikasi diatas, terdapat pula perumpamaan-perumpamaan SEZ lainnya yakni
Free Trade Zone (FTZ)
Free trade zone ialah tempat ekonomi yang mempunyai kebijakan impor-ekspor yang lebih mempermudah perdagangan. FTZ lazimnya dibuat disekitar pelabuhan, bandara besar, atau batas daerah yang mendapatkan banyak kegiatan perdagangan antar-negara.
Kebijakan bea masuk dan tarif ekspor membuat FTZ disukai oleh perusahaan yang mesti melakukan impor-ekspor dalam aktivitas produksi dan distribusi produknya.
Free trade zone umumnya dimanfaatkan oleh perusahaan manufaktur untuk mengimpor barang input (raw materials) mengolahnya kemudian mengekspor barang jadi dengan harga yang lebih tinggi.
Namun, kini banyak FTZ yang sudah tidak berfokus pada industri manufaktur lagi, mereka mulai berbagi industri jasa mirip keuangan, distribusi barang, software, dan riset serta pengembangan produk.
Export Processing Zone (EPZ)
Export processing zone yakni area yang mirip dengan FTZ namun umumnya ditaruh di negara meningkat untuk menghadirkan investasi aneh dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Untuk mencapai tujuan ini, EPZ juga mempunyai keuntungan-keuntungan yang serupa dengan FTZ, mirip akomodasi ekspor-impor dan kemudahan birokrasi.
EPZ umumnya merupakan area terbatas yang diisi oleh industri manufaktur padat karya yang memanfaatkan kebijakan ekspor-impor yang ada untuk berfokus pada pasar luar negri. Oleh alasannya adalah itu, EPZ lazimnya diisi oleh pabrik-pabrik yang berorientasikan pada barang yang diekspor, bukan untuk disantap dalam negri.
EPZ selain meningkatkan perkembangan ekonomi setempat juga mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Oleh alasannya adalah itu, negara-negara meningkat sangat menggemari desain EPZ ini.
Negara yang menerapkan desain EPZ ini salah satunya yaitu China dengan Shanghai selaku EPZ pertamanya. Pada tahun 2017, sudah ada setidaknya 11 EPZ di daratan China.
Free Economic Zone (FEZ) / Free Ports
Free economic zone ialah zona khusus dimana perusahaan yang beroperasi disana dikenakan pajak yang sangat ringan dan kebijakan jualan yang mudah.
Pajak yang ringan ini bermaksud untuk mengembangkan investasi dan jumlah perusahaan yang ingin berlokasi di kawasan tersebut, sehingga mengembangkan perkembangan ekonomi lokal.
Istilah lain dari FEZ ini ialah free ports. Pelabuhan bebas ini memiliki kebijakan ekspor-impor yang sangat gampang sehingga keberadaannya memfasilitasi dan mendorong terjadinya perdagangan internasional.
Sayangnya, FEZ dan free ports sering dituduh selaku dalang dibalik pencurian-pencurian benda bersejarah atau seni yang mahal.
Kemudahan ekspor-impor dan pajak yang ringan membuat banyak pengumpul menyimpan barangnya di FEZ selama bertahun-tahun tanpa diketahui regulator.
Industrial Park / Business Park
Kedua istilah ini merujuk terhadap sebuah daerah yang sudah dikhususkan untuk kemajuan sebuah lini ekonomi, adalah industri atau bisnis perkantoran.
Kawasan ini umumnya terletak di pinggiran kota yang mempunyai susukan angkutanbaik. Lokasi tempat ini ditaruh di pinggiran kota sebab harga tanah yang lebih murah, sehingga perusahaan mampu menciptakan pabrik/kantor yang lebih besar.
Kedua daerah ini sangat berguna bagi kawasan sekitar sebab memajukan acara perekonomian daerah dan juga menghadirkan investasi terhadap kawasan tersebut.
Selain itu, infrastruktur yang dibangun untuk menunjang keberadaan kawasan ini juga mampu dimanfaatkan oleh penduduk lokal, sehingga penduduk dapat menikmati pula pembangunan yang cepat.
Bonded Logistics Zone (BLZ)
BLZ yakni sejenis daerah ekonomi khusus yang terspesialisasi untuk menyimpan barang atau bergerak dalam industri pergudangan.
Barang yang masuk kedalam BLZ dapat diproses, disimpan, dan diperjualbelikan tanpa lewat proses bea masuk barang-barang pada umumnya.
Urban Enterprise Zone
Urban enterprise zone yakni sebuah kawasan yang memiliki kebijakan khusus untuk memajukan pembangunan dan perkembangan ekonomi.
Kawasan ini biasanya menyediakan kemudahan dalam aturan membangun, dispensasi pajak, dan insentif membangun untuk mempesona penanam modal dan perusahaan.
Urban enterprise zone bermaksud untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan pembangunan di wilayah-kawasan kota yang ianggap udik atau masih belum maju.
Keberadaan urban enterprise zone ini mampu menyebabkan terjadinya urban revitalization atau urban renewal.
Kawasan Ekonomi Khusus di Negara-Negara Luar
India
KEK mulai dipraktekkan di India pada awal tahun 2000 dengan mengikuti versi yang telah berhasil di China.
Sebelum menggunakan KEK, India hanya berkutat pada pengembangan EPZ yang gagal menarik perhatian investor. Pada awal tahun 2005, semua EPZ telah berkembang menjadi KEK.
China
China mulai menggarap desain KEK pada permulaan tahun 1980an di sepanjang kota-kota pelabuhan selatannya untuk mengembangkan investasi abnormal dan juga selaku ujicoba desain KEK.
China memiliki aneka macam jenis tempat pembangunan, yang paling besarnya adalah KEK dan Economic and Technological Development Zones (ETDZ).
Vietnam
KEK muncul di Vietnam tidak lama setelah Amerika Serikat mengangkat embargonya. Jenis KEK yang sudah dipraktekkan di Vietnam antara lain adalah tempat pengembangan industri, tempat pengembangan teknologi tinggi, kawasan pengembangan ekonomi, dan tempat pengembangan barang ekspor.
Keuntungan dari KEK di Vietnam yakni fasilitas dalam ketentuan pajak nilai tambah barang (VAT), pajak perusahaan, dan bea masuk barang impor.
Singapura
Ukuran Singapura yang kecil menyusahkan pembuatan KEK alasannya persoalan ketersediaan dan harga lahan. Oleh alasannya adalah itu, Singapura berkerjasama dengan Malaysia untuk membuat KEK Iskander di Johor Bahru.
KEK ini cukup populer bagi perusahaan-perusahaan luar yang ingin menggarap pasar Asia yang menggiurkan.
Thailand
Thailand mulai menerapkan desain KEK pada permulaan tahun 2015 dalam rencananya untuk meningkatkan relasi dagang dan ekonomi dengan negara tetangganya.
Semua KEK Thailand yang berjumlah 10 daerah terletak pada kawasan perbatasan. Selain perdagangan dengan negara tetangga, Thailand juga mempunyai Eastern Economic Corridor (EEC) yang berfokus pada pengembangan industri berteknologi tinggi.
Filipina
Pemerintahan Filipina telah memiliki organisasi khusus yang mengurusi KEK yaitu Phillipine Economic Zone Authority (PEZA) semenjak tahun 1995.
Tujuan utama dari PEZA yakni untuk mempromosikan dan menyebarkan kegiatan manufaktur dan jasa dengan mempergunakan investasi di sekitar daerah Filipina.
Pada bulan Mei 2017, PEZA telah memiliki sekitar 300 KEK yang bergerak di berbagai bidang. Insentif yang ditawarkan oleh PEZA beragam, mulai dari keringanan finansial hingga keringanan birokrasi.
Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia
Indonesia telah berhasil membuatkan 12 KEK yang tersebar di banyak sekali sektor industri mirip agrikultur, manufaktur, turisme, dan hasil maritim.
Agar suatu perusahaan menerima kemudahan pajak oleh pemerintah, perusahaan tersebut mesti terdaftar dan berjanji untuk melakukan aktivitas ekonomi didalam KEK sesuai dengan peraturan setempat dan nasional yang berlaku.
Kesulitan utama yang dihadapi oleh investor gila maupun setempat dalam berinvestasi pada KEK yakni kenaikan harga tanah yang cepat dan pembangunan infrastruktur yang dianggap masih kurang untuk menunjang kegiatan KEK.
Oleh alasannya itu, jikalau pemerintah Indonesia ingin mengembangkan investasi yang masuk pada KEK, kedua hal ini harus secepatnya dibenahi.
Solusi untuk masalah pertama adalah dengan memajukan jumlah KEK atau memperluas KEK yang ada agar mampu memuat perusahaan-perusahaan gres yang ingin masuk.
Solusi untuk problem kedua ialah dengan memperbaiki infrastruktur yang ada mirip kanal transportasi, listrik, sanitasi, dan keselamatan supaya sesuai dengan best practice yang diterapkan di negara-negara maju. Kedua hal ini dapat meningkatkan daya saing KEK Indonesia di mata investor gila dan lokal.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, Indonesia telah sukses berbagi 12 KEK di banyak sekali lini industri. Berikut ialah keduabelas KEK tersebut.
KEK Galang Batang
KEK Galang Batang terletak di Pulau Bintan Kepulauan Riau yang ialah chokepoint selat malaka dan berdekatan dengan Batam Free Trade Zone serta selat Phillip.
KEK Galang Batang akan dikembangkan selaku sentra industri pembuatan mineral hasil tambang bauksit dan produk turunannya baik dari pemurnian (refinery) maupun dari proses peleburan (smelter).
Diperkirakan KEK Galang Batang akan bisa menyerap tenaga kerja sebesar 23.200 orang, tersebar untuk industri pengolahan refinery sebesar 350 orang, industri pembuatan smelter sebesar 260 orang dan jasa dermaga serta pelabuhan yang potensial menciptakan multiplier effect di daerah tersebut.
KEK Galang Batang mempunyai nilai investasi Rp. 36.25 Trilyun untuk rentang waktu 6 tahun.
KEK Sei Mangkei
KEK Sei Mangkei yang terletak di Sumatera Utara mempunyai konsentrasi utama pengembangan bisnis kelapa sawit dan karet bermutu internasional.
Karena berlokasi dekat dengan selat malaka dan memiliki konsentrasi utama agrobisnis, KEK Sei Mangkei juga mempunyai konsentrasi sekunder yakni logistik dan pariwisata.
KEK Sei Mangkei memiliki luas total sekitar 2000 hektar dan dilengkapi dengan infrastruktur penunjang yang lengkap. Terdapat terusan transportasi ke jalan lintas sumatera, pelabuhan kuala tanjung, dan bandara Internasional Kualanamu.
Hingga tahun 2016, investasi yang sudah masuk di KEK Sei Mangkei sekitar Rp. 3.52 trilyun, dan diperkirakan akan mencapai Rp. 129 trilyun pada tahun 2025.
KEK Tanjung Api Api
KEK Tanjung Api Api yang terletak di Sumatera Selatan memiliki konsentrasi utama pengembangan bisnis karet dan kelapa sawit, namun terdapat pula potensi gas bumi dan batu bara yang melimpah.
Oleh alasannya adalah itu, aktivitas utama ketika ini di KEK Tanjung Api Api adalah petrokimia dan sawit. Diharapkan investasi yang masuk ke KEK Tanjung Api Api akan meraih angka Rp. 125 Trilyun pada tahun 2025.
KEK Tanjung Api Api memiliki keunggulan geostrategis yaitu lokasinya yang akrab dengan alur bahari kepulauan Indonesia I (ALKI I) sehingga berfungsi sebagai pintu gerbang ekspor/impor di Sumatera Selatan.
KEK Tanjung Api Api juga disokong oleh aksesibilitas angkutanke pelabuhan Tanjung Api Api, bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, kota Palembang, dan pelabuhan Boom Baru.
KEK Tanjung Kelayang
KEK Tanjung Kelayang terletak di pulau Belitung dan mempunyai kelebihan geostrategis sebab menjadi gerbang menuju negara ASEAN yang lain.
KEK Tanjung Kelayang tergolong ke dalam 10 destinasi pariwisata prioritas sebab mempunyai objek rekreasi bahari dengan pantai berpasir putih dan panorama yang eksotis.
Pantai yang dihiasi batuan granit raksasa ialah ciri khas dari pantai di daerah ini.
Kawasan ini berdekatan dengan pulau-pulau kecil disekitarnya yang juga memiliki pesonanya tersendiri.
Dengan total luas kawasan sebesar 324,4 Ha, KEK Tanjung Kelayang memiliki rancangan pengembangan pariwisata, adalah “Socially and Environmentally Responsible Development and Cultural Preservation”.
Dengan desain pengembangan pariwisata berkesinambungan dan berwawasan lingkungan, KEK ini diharapkan mampu mempesona investasi sebesar Rp 20 triliun hingga 2025, serta mendatangkan 59.000 wisatawan per tahun dengan nilai ekonomi Rp 751,4 miliar per tahun pada saat KEK ini sudah beroperasi sarat .
KEK Tanjung Lesung
Berlokasi di ujung barat Pulau Jawa, KEK Tanjung Lesung berkonsentrasi pada industri pariwisata dan telah mulai beroperasi semenjak tahun 2015. KEK Tanjung Lesung mempunyai jarak yang cukup dekat dengan Ibukota Jakrta ialah sekitar 170 km atau 3 jam perjalanan.
KEK Tanjung Lesung mempunyai luas 1.500 Ha dan dipenuhi dengan peluangpariwisata yang bermacam-macam.
Potensi pariwisata tersebut antara lain yaitu keindahan alam pantai, keanekaragaman flora dan fauna serta kekayaan budaya yang eksotis.
KEK Tanjung Lesung juga akrab dengan atraksi wisata Banten lainnya mirip Kawasan Tua Banten, Budaya Badui dan Debus, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Krakatau serta rekreasi kepulauan, sehingga diharapkan dapat melaksanakan aglomerasi acara pariwisata.
Berasal dari kata “lesung” adalah alat penumbuk padi tradisional, Tanjung Lesung mempunyai bentuk dataran pantai daerah yang menjorok ke laut dan seperti lesung.
Dengan pantai yang memiliki pasir putih serta maritim yang jernih, KEK Tanjung Lesung sangatalah menawan baik wisatawan nasional maupun internasional.
Selama tahun 2016 tercatat jumlah kunjungan pelancong sebanyak 570.000 orang dan ditargetkan meningkat hingga 6,1 juta pelancong dikala beroperasi penuh pada tahun 2020.
KEK Mandalika
KEK Mandalika terletak di bagian selatan pulau Lombok dan memiliki tujuan utama untuk mengakselerasi perkembangan sektor pariwisata Nusa Tenggara Barat yang memiliki potensi tinggi.
KEK Mandalika menunjukkan wisata laut dengan daya tarik pantai dan bawah laut yang menawan .
KEK Mandalika memiliki rancangan pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan dengan pembangunan obyek-obyek wisata dan daya tarik rekreasi yang senantiasa berorientasi terhadap kelestarian nilai dan kualitas lingkungan hidup yang ada di masyarakat.
Mandalika berasal dari nama seorang tokoh legenda, yaitu Putri Mandalika yang diketahui dengan wajahnya yang cantik.
Setiap tahunnya, masyarakat Lombok Tengah merayakan upacara Bau Nyale, ialah ritual mencari cacing maritim yang diandalkan sebagai jelmaan dari Putri Mandalika.
Perayaan ini ialah budaya yang unik dan dapat mempesona wisatawan baik lokal maupun internasional.
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan
KEK MBTK terletak di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan ini kaya akan sumber daya alam mirip sawit, kayu, dan energi, serta terletak dekat dengan ALKI II dan jalur jual beli antarpulau lainnya.
Diharapkan KEK MBTK dapat menjadi sentra pertumbuhan di Kutai Timur dan lebih luasnya lagi di Kalimantan Timur.
KEK MBTK diharapkan dapat mendorong penciptaan nilai tambah lewat industrialisasi atas aneka macam komoditi di wilayah tersebut.
Berdasarkan keunggulan geostrategis kawasan Kutai Timur, KEK MBTK akan menjadi pusat pembuatan kelapa sawit dan produk turunannya, serta pusat bagi industri energi mirip industri mineral, gas dan batu bara.
KEK Palu
KEK palu terletak di Provinsi Sulawesi Tengah dan didesain oleh pemerintah selaku pusat logistik dan pembuatan barang tambang.
KEK Palu terletak di posisi strategis yang dilewati oleh ALKI II sehingga mampu berfungsi sebagai hub jual beli antara daerah barat dan timur Indonesia.
Berdasarkan potensi dan keunggulan geostrategis yang dimiliki, KEK Palu memiliki beberapa lini perjuangan utama, ialah nikel, bijih besi, kakao, rumput maritim, serta rotan.
KEK Palu juga memperlihatkan kesempatan bagi pengembangan aneka industri yang lain sebagai bisnis penunjang. Industri penunjang tersebut mencakup industri pengolahan karet, kelapa, manufaktur dan logistik.
Terbentuknya KEK Palu diharapkan dapat mendorong hilirisasi industri logam dan memajukan nilai tambah dari komoditi agro unggulan di Pulau Sulawesi.
KEK Bitung
KEK Bitung terletak di Provinsi Sulawesi Utara dan mempunyai lokasi yang sangat strategis selaku pintu gerbang ekonomi di Asia-Pasifik.
Aksesibilitas KEK Bitung disokong dengan adanya Pelabuhan Hub Internasional Bitung selaku hub perdagangan bagi Kawasan Timur Indonesia.
Berjarak 44 km dari Ibukota Manado, KEK Bitung diperlukan mampu menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang serta pendukung logistik di daerah timur Indonesia.
Sebagai salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia, KEK Bitung berkonsentrasi pada industri pengolahan perikanan untuk menciptakan komoditi ekspor bermutu internasional.
Selain itu, KEK Bitung juga konsentrasi pada industri kelapa beserta produk turunannya yang digemari oleh konsumen nasional maupun internasional.
KEK Morotai
KEK Morotai terletak di Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. KEK Morotai memiliki kelebihan geostrategis adalah merupakan pulau terluar di segi timur laut Indonesia.
Posisi ini membuatnya erat secara spasial dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur.
Berada di tengah Samudera Pasifik, Pulau Morotai dulu ialah salah satu basis militer pada Perang Dunia II. Oleh karena itu pulau Morotai sangat kaya akan barang peninggalan bersejarah.
Selain wisata sejarah, KEK Morotai juga memiliki keunggulan wisata maritim dengan keindahan pantai dan bawah maritim yang menawan. Hamparan pasir putih halus, air bahari yang jernih serta terumbu karang yang indah merupakan pesona rekreasi KEK Morotai.
Berbeda dengan destinasi rekreasi kepulauan lainnya di Indonesia, KEK Morotai menunjukkan nuansa sejarah sebagai nilai tambah bagi wisatawan.
Selain itu, KEK Morotai juga dilintasi oleh ALKI III yang merupakan jalur migrasi ikan tuna, sehingga sangat potensial untuk industri pengolahan hasil bahari.
Dengan peluangyang dimiliki, KEK Morotai akan menjadi sentra industri perikanan yang mampu menjadi hub internasional di daerah timur Indonesia.
KEK Morotai dibutuhkan dapat menjadi destinasi wisata internasional dengan perkiraan investasi pelaku perjuangan sebesar Rp 30,44 triliun hingga 2025
KEK Sorong
KEK Sorong merupakan daerah ekonomi khusus pertama di Papua. Berlokasi di Distrik Mayamuk, KEK Sorong secara strategis berada pada jalur lintasan jual beli internasional Asia Pasifik dan Australia.
KEK Sorong yang terletak di Selat Sele memperlihatkan kelebihan geoekonomi ialah kesempatandi sektor perikanan dan perhubungan maritim. Lokasi tersebut juga sangat strategis untuk pengembangan industri logistik, agro industri serta pertambangan
KEK Sorong dibutuhkan dapat menjadi pusat perkembangan ekonomi gres di timur Indonesia. Hal ini sejalan dengan prinsip Nawacita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran.
Berdasarkan peluangyang dimiliki, KEK Sorong dikembangkan dengan basis acara industri galangan kapal, agro industri, industri pertambangan dan logistik. KEK Sorong diperkirakan akan menarik investasi sebesar Rp 32,2 triliun hingga tahun 2025.
KEK Arun Lhokseumawe
KEK Arun Lhokseumawe terletak di Kabupaten Aceh Utara dan kota Lhokseumawe.
KEK ini memiliki keunggulan geografis yang terletak di Sea lane of Communication (SLoC) yakni Selat Malaka. Oleh karena itu KEK ini digadang-gadang mampu menjadi bab dari rantai produksi dan distribusi internasional.
KEK Arun Lhokseumawe berkonsentrasi pada beberapa sektor ialah energi, petrokimia, agro-industri, logistik, serta bikinan kertas.
Sektor energi akan dikembangkan menjadi hub LNG yang diikuti PLTG ramah lingkungan.
Sektor logistik juga telah mulai didukung infrastruktur yang mumpuni untuk memproses ekspor-impor dari sektor-sektor yang lain.
KEK ini merupakan zona industri yang diciptakan oleh konsorsium beberapa perusahaan yang telah beroperasi disana, yaitu PT Pertamina, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pelindo 1, dan PT Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh.
Sekarang, telah ada 3 zona pada KEK ini yakni kompleks kilang arun, Kecamatan Dewantara, serta Desa Jamuan.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, KEK ini mempunyai peluangyang baik selaku pusat agroindustri.
Arun Lhokseumawe memiliki perairan yang sangat produktif untuk usaha ikan tangkap. Selain itu, pertanian yang berbasis komoditaas unggulan lokal seperti kopi, sawit, kakao, karet, kelapa, dan minyak atsiri juga akan dikembangkan.
Diharapkan, KEK Arun Lhokseumawe mampu menjadi entrepot dan zona industrialisasi pilihan dalam rangkaian jalur sutra bahari proyek one belt one road China dengan Asia dan Afrika.
Dengan segala kesempatanyang dimiliki, KEK Arun Lhokseumawe diproyeksikan akan meraih nilai investasi USD 3,8 milyar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 orang pada tahun 2021.
Referensi
Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon