Selasa, 27 Oktober 2020

Model Penggunaan Lahan Bid Rent


Setelah sebelumnya kita mempelajari mengenai versi penggunaan lahan Von Thunen, kali ini kita akan membahas tentang bid rent.





Bid rent yakni rancangan geografi ekonomi yang mendasari model von thunen. Pada perkembangannya, konsep ini dikembangkan lebih jauh oleh Alonso untuk menerangkan persebaran lokasi perjuangan di perkotaan.





Bid Rent yaitu model geografi ekonomi yang menjelaskan tentang ongkos sewa dan permintaan akan tanah yang berubah sesuai dengan jarak dari CBD.





Teori ini menyatakan bahwa pengguna tanah akan bersaing satu dengan yang lain untuk mendapatkan lokasi yang paling optimal untuk menunjang perjuangan mereka.





Semakin akrab dengan pusat kota, semakin tinggi penawaran sewa tanah mereka (bid rent)





Pada model ini, diasumsikan bahwa kian dekat dengan CBD maka akan ada bertambah banyak konsumen, dan semakin banyak konsumen akan menciptakan sebuah perjuangan kian untung. 





Hasil dari model ini yang paling sempurna dijelaskan oleh model kota konsentrik milik Burgess.





Pada model bid-rent biasanya diasumsikan terdapat 3 agen utama yaitu retail, industri, dan perumahan.





Agrikultur juga dimasukkan tetapi biasanya tidak dibahas dengan detail karena umumnya bid-rent dari agrikultur jauh dibawah bid rent ketiga agen utama tadi.





Interaksi antara ketiga agen ini akan dijelaskan lebih lanjut di bab  bid rent perusahaan dan bid rent perumahan.






Model Bid Rent Perusahaan





Grafik Teori Bid Rent Perkotaan




Diketahui bahwa harga tanah kian tinggi kian bersahabat dengan sentra kota, namun tidak semua perusahaan mengalami kenaikan profit yang signifikan bila berlokasi lebih erat dengan sentra kota.





Industri jasa dan retail kelas atas (boutique) akan mengalami kenaikan profit yang lebih tinggi kian bersahabat dengan sentra pasar.





Hal ini disebabkan oleh exposurenya yang lebih tinggi terhadap pelanggan dan central business district yang tergolong lebih aktif dan affluent, sehingga kesempatanadanya pembeli kian tinggi.





Dapat dilihat pada gambar disamping bahwa garis bid-rent retail cukup terjal, hal ini terjadi sebab distance decay yang dialaminya dipengaruhi oleh banyak sekali aspek.





Faktor utama yang menghipnotis usaha retail ialah aksesibilitas terhadap pelanggan, biaya transportasi yang harus dikeluarkan pelanggan, serta brand-image yang bagus jika berlokasi di sentra kota.





Semakin jauh dari pusat kota, komponen-bagian ini menurun dengan drastis sehingga garis bid rent yang ada cukup terjal.





Industri manufaktur cenderung tidak perlu berlokasi terlalu akrab dengan sentra pasar alasannya yang diperlukan ialah pekerja yang murah dan lahan yang cukup luas, tetapi industri juga perlu lokasi yang relative bersahabat dengan pasar untuk meminimalisir ongkos transportasi.





Oleh alasannya adalah itu, dalam model bid-rent, industri umumnya berlokasi pada bab tengah kota, sesudah retail dan sebelum hunian atau agrikultur.





Agrikultur cenderung memiliki bid-rent yang rendah alasannya profit yang dihasilkan berbanding dengan jumlah lahan yang digunakan tidak seberapa jikalau dibandingkan dengan industri ataupun retail.





Oleh alasannya adalah itu, lebih menguntungkan bagi agrikultur untuk berlokasi di pinggiran perkotaan yang mana harga tanahnya masih sangat murah dan masih tersisa banyak tanah kosong.





Distance decay yang dialami oleh agrikultur cuma dipengaruhi oleh transportasi, sehingga mampu dilihat bahwa grafiknya cukup landai.





 



Model Bid Rent Perumahan





Grafik Bid Rent




Model bid rent perumahan dipisahkan menurut kelas penghasilan dari pemilik rumah, secara biasa terdapat tiga kalangan yaitu penghasilan rendah, sedang, dan tinggi.





Jika kepemilikan tanah hanya berdasarkan harga sewa, maka dapat ditentukan kalangan berpenghasilan tinggi akan mempunyai monopoli atas lahan.





Agar siapa saja dapat tinggal dalam kota tersebut, terbentuklah secara alami skala prioritas lokasi mirip yang ada pada grafik disamping.





Penduduk dengan penghasilan rendah memilih untuk tinggal erat dengan CBD atau kawasan kerja mereka alasannya adalah mereka tidak bisa mengeluarkan biaya pemanis untuk transportasi.





Merekapun memilih untuk tinggal di apartemen-apartemen dan tenement housing yang sempit di daerah sentra kota. Hal ini disinyalir oleh garis bid rent nya yang sangat terjal.





Golongan berpenghasilan tinggi condong memilih tinggal di luar kota alasannya adalah harga tanah yang relatif lebih murah memungkinkan mereka untuk membuat rumah yang besar.





Mereka pun mampu menanggung ongkos angkutanyang lebih mahal untuk pergi ke daerah kerja yang berada di sentra kota. Hal ini dibuktikan dengan garis bid-rent nya yang sungguh landai, menunjukkan bahwa mereka cukup indifferent kepada lokasi yang ada.





 



Faktor Transportasi





Grafik Bid Rent Kota




Terdapat pula model bid rent yang mana aksesibilitas ke dalam pusat kota menjadi sungguh penting, lebih penting daripada luas dan harga tanah yang lebih murah dari kawasan suburban.





Pada kota seperti ini, penduduk yang memiliki pendapatan tinggi akan condong pribadi menempati area disekitar CBD, diikuti oleh kelas menengah, dan kelas bawah.





Pada pinggiran kota, terdapat pula kelompok kelas atas yang telah tidak bekerja, mereka tidak lagi butuh transportasi yang cepat ke lokasi kerja, sehingga mampu menikmati hidup dan rumah yang besar di pinggir kota.





Kota yang direpresentasikan model seperti ini umumnya yakni kota yang memiliki kemacetan sangat tinggi seperti Bangkok dan Manila.





 



Faktor Lingkungan





Pengaruh lingkungan dalam bid rent
Ilustrasi Dampak Faktor Lingkungan Terhadap Bid Rent




Terdapat pula faktor lingkungan dalam memilih willingness to pay tiap-tiap kelas.





Umumnya, kawasan yang akrab dengan CBD mempunyai mutu lingkungan yang lebih jelek dikarenakan intensnya aktivitas manusia dan kurangnya ruang terbuka hijau.





Meskipun begitu, penduduk dengan pemasukan rendah tetap harus berada pada area sekitar sentra kota walaupun keadaan lingkungannya sangat buruk.





Hal ini disebabkan oleh tingginya ongkos transportasi, sedangkan masyarakatyang memiliki pemasukan sedang dan tinggi mampu dengan lebih bebas memilih lokasi yang akan mereka tempati, sebab mereka tidak terlampau terikat dengan biaya transportasi.





Pada grafik diatas, kawasan yang memiliki mutu lingkungan buruk disimbolkan dengan istilah brownfields.





Pada lokasi tersebut, tidak ada yang ingin membangun perumahan terkecuali kelas bawah yang mencari lokasi erat dengan sentra kota, tidak menghiraukan apakah lokasi tersebut bermutu tinggi atau rendah.





 



Referensi





Bid Rent Theory





McCann, P. (2013). Modern urban and regional economics. Oxford: Oxford University Press.





Waugh, David (2014). Geography an Integrated Approach, Fourth Edition. Oxford University Press



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)