Minggu, 12 Juli 2020

Kjokkenmoddinger: Pemahaman, Sejarah, Dan Fungsinya


Kjokkenmoddinger ialah salah satu objek peninggalan sejarah yang cukup menarik untuk dipelajari. Lebih terkenal dengan perumpamaan midden, beliau mempunyai arti selaku sampah dapur dan termasuk dalam objek observasi arkeologi.





Midden didapatkan dimana insan pernah hidup, atau setidaknya pernah menetap sebelum memutuskan berpindah kawasan ketika manusia purba masih hidup secara nomaden.






Pengertian Kjokkenmoddinger





Kjokkenmoddinger yakni sampah dapur, atau timbunan cangkang kerang yang menumpuk dan telah terfosilisasi. Istilah ini berasal dari bahasa Denmark dan ialah salah satu jenis fitur non arsitektur pertama dalam kehidupan manusia purba yang diselidiki, khususnya oleh para arkeolog.





Kjokkenmoddinger berasal dari dua suku kata yakni Kjokken yang artinya dapur dan Modding yang artinya yakni sampah. Sehingga jika digabung, Kjokkenmoddinger memiliki arti harfiah sampah dapur.





Kemudian penjabarannya dilaksanakan memakai bahasa Inggris, yang terus digunakan oleh arkeolog sampai kini. Diartikan, bahwa dia merupakan hasil sampah yang berafiliasi dengan manusia purba.





Umumnya Kjokkenmoddinger atau midden banyak didapatkan di antara tahun 200 SM hingga 1000 M. Midden ini berisikan sampah masakan dan tumpukan cangkang moluska yang umum dikonsumsi insan purba.





Midden ini dibuat oleh sekelompok insan purba yang hidup secara komunal, biasanya dilaksanakan di satu kawasan dan menjadi tempat pembuangan limbah kulit kerang yang dijalankan selama beberapa generasi, sehingga menumpuk dan menjadi fosil kemudian.





Dengan mempelajari Kjokkenmoddinger, para arkeolog mampu menduga-nerka bagaimana kehidupan sehari-hari insan purba serta acuan memakan makanannya.





 



Sejarah Kjokkenmoddinger





Sejarah kjokkenmoddinger




Awalnya Kjokkenmoddinger atau sampah dapur makanan manusia purba tidak dipelajari begitu saja.





Pelopor penelitian mengenainya dikerjakan oleh Japetus Steenstrup, seorang peneliti dan arkeolog yang memakai perumpamaan yang sama untuk menggambarkan tumpukan cangkang kerang.





Ia menggambarkan bahwa sampah dapur yang membentuk gundukan dan lalu memadat, umumnya didapatkan di pesisir pantai dan goa-goa kawasan tinggal manusia purba, seperti Abris sous Roche.





Proses pembuatan dan pemfosilannya dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya ialah pasang surut air dan kekuatan angin.





Sampah dapur insan purba ini didapatkan di berbagai daerah di seluruh dunia. Untuk di Indonesia saja, midden mampu didapatkan di pesisir pantai Sumatera Timur, adalah di pesisir maritim Aceh dan Medan.





Situs purba tersebut berlokasi sekarang berlokasi cukup jauh dari bibir pantai, karena letak pesisir yang telah berubah.





Di tempat tersebut, Kjokkenmoddinger ditemukan bertumpuk-tumpuk hingga meraih ketinggian 7 meter dan diperkirakan berasal dari kurun Mesolitikum.





Penemuan tersebut didapatkan pada tahun 1925, berkat seorang arkeolog yang melakukan observasi kehidupan insan purba disana, berjulukan Dr. P. V. Van Stein Callenfels.





Di samping kjokkenmoddinger, Van Stein juga menemukan berbagai peralatan lain yang digunakan untuk menunjang kehidupan manusia purba ketika itu. Salah satunya ialah kapak genggam primitif yang dipakai oleh manusia setempat.





Hal tersebut bukan ialah hal yang mengejutkan, sebab beberapa kerang harus dibuka memakai kapak.





Fosil yang lain yang didapatkan yakni pipisan, cuilan tengkorak, sampai watu yang digunakan untuk menggiling. Dengan inovasi tersebut, mampu diketahui bahwa sebelumnya manusia purba sudah mengkonsumsi makanan yang berasal dari maritim.





Terdapat beberapa fosil kuliner yang ditemukan dalam midden ini, diantaranya yakni:





  1. Ikan dan kerang, dengan cangkang yang lunak, sedang, hingga keras.
  2. Siput laut yang dikala itu banyak ditemukan di pinggiran maritim.
  3. Sampah lain yang berasal dari tumbuhan, ataupun binatang yang dimakan disamping kuliner yang berasal dari maritim.




Kjokkenmoddinger pada umumnya mempunyai ketinggian yang bermacam-macam, makin tinggi tumpukan tersebut, dapat diketahui bahwa manusia purba tinggal di wilayah yang serupa dalam rentang waktu yang usang.





Di mancanegara, penemuan midden juga banyak ditemukan di pantai pesisir daerah Amerika Serikat, terutama di Pantai Florida.





Penyebab Midden Menjadi Objek Arkeologi





Terdapat penyebab mengapa midden menjadi objek arkeologi yang menawan, ini alasannya kulit kerang yang menjadi materi dasarnya merupakan cangkang yang mempunyai kandungan kalsium karbonat yang tinggi.





Jika dibiarkan secara terus menerus, dia akan menjadi basa yang memperlambat pembusukan tanah.





Sebab itulah yang menyebabkan kjokkenmoddinger menjadi menarik untuk dipelajari, karena dia tidak langsung membusuk bersama dengan tanah, yang mempunyai keasaman cukup tinggi.





Tumpukan sampah ini lalu menjadi objek arkeologi untuk mengetahui makanan yang dimakan oleh insan purba, utamanya di tempat pesisir.





 



Ciri-Ciri Kjokkenmoddinger





Ciri-ciri Kjokkenmoddinger




Awalnya penemuan sampah dapur tersebut tidak dikaitkan dengan kehidupan manusia purba, melainkan lapisan tanah yang istimewa, yang sebelumnya kemungkinan adalah lautan.





Namun sesudah diteliti lebih lanjut, ternyata tumpukan tersebut ialah sampah dapur insan purba, yang berisi cangkang kerang dan terbuat dari campur tangan insan.





Cangkang kerang yang ditemukan lazimnya tidak tercampur pribadi dengan tanah maupun pasir yang ada di pesisir pantai, sehingga membuat penelitian kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya.





Terdapat ciri-ciri yang kemudian digunakan untuk mengenali apakah sebuah tumpukan tanah merupakan kjokkenmoddinger atau bukan. Ciri-ciri tersebut diantaranya yakni





  1. Ditemukan sekitar era Mesolitikum, dan isinya kebanyakan merupakan sampah moluska.
  2. Terletak di pesisir pantai, meskipun sekarang kebanyakan berlokasi beberapa kilometer dari garis pantai sebab perubahan struktur tanah.
  3. Sudah memadat, kemudian menyatu dengan tanah selama ratusan dan ribuan tahun.




Umumnya, timbunan-timbunan sampah ini berasal dari kala mesolitikum atau zaman watu tengah. Selain itu, tumpukan-tumpukan ini, seperti namanya biasanya berisikan kerang dan moluska lainnya.





Dominasi kerang dan moluska ini terjadi alasannya adalah kjokkenmoddinger merupakan artefak yang identik dengan kehidupan manusia pesisir pantai, sehingga didapatkan di pesisir pantai pula.





Seiring dengan berjalannya waktu, kulit-kulit kerang tersebut memadat lalu lalu menyatu dengan tanah dalam gundukan-gundukan besar yang kerap disebut selaku midden atau kita kenal dengan Kjokkenmoddinger.





 



Fungsi Kjokkenmoddinger





Fungsi kjokkenmoddinger




Selain diketahui selaku sampah dapur dari insan purba yang hidup di pesisir pantai, midden juga mampu menjelaskan kehidupan dan kultur yang ada pada manusia purba.





Salah satu fungsinya yakni selaku kawasan pembuangan final, yang berarti insan purba telah menjajal menetap di satu daerah selama periode tertentu.





Selain fungsi tersebut, berikut ialah fungsi dari kjokkenmoddinger berdasarkan penelitian yang dikerjakan oleh arkeolog, yaitu:





  1. Tempat menyimpan benda yang dapat di daur ulang.
  2. Sebagai fasilitas untuk melakukan ritual antik.
  3. Tempat untuk memberi makan hewan dari sisa masakan yang telah dikonsumsi oleh insan purba.




Dari fungsi tersebut, peneliti bisa mendapatkan gambaran perihal kehidupan permulaan manusia purba, utamanya yang tinggal di daerah pesisir.





Walaupun di Aceh ditemukan midden setinggi 7 meter, tetapi bukan bermakna ia menjadi kriteria dari skala ketinggian midden di banyak sekali tempat.





Sampah dapur ini juga didapatkan di seluruh dunia, namun dengan karakteristik dan ketinggian yang berbeda, tergantung kontur daerah dan jumlah sampah dapur yang ditumpuk pada satu masa.





Walaupun begitu, kjokkenmoddinger juga memiliki fungsi untuk memajukan nutrisi di dalam tanah.





Sebab tempat ditemukannya midden umumnya memiliki kandungan nitrogen yang tinggi, mangan, dan juga kalsium.





Kandungan tersebut kemungkinan berasa dari cangkang kerang yang kemudian meningkatkan alkalinitas pada tanah. Setidaknya, penguraian tersebut berlangsung selama 3 ribu tahun sebelum menjadi fosil.





Itulah klarifikasi singkat tentang kjokkenmoddinger, sejarah, serta fungsinya dalam penelitian insan purba.





Semoga info tersebut dapat menolong Anda mengetahui lebih lanjut tentang sampah manusia purba, kehidupan permulaan yang mereka jalani, serta jenis kuliner yang dimakan. Dengan begitu, pemahaman Anda mengenainya lebih berpengaruh dan menyeluruh.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon