Senin, 18 Januari 2021

Sistem Dan Teknik Penambangan Batu Bara


Batu bara ialah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui namun memiliki banyak manfaat dalam kehidupan insan. Batu bara berasal dari endapan sisa tanaman purba di dalam tanah yang mengalami pergeseran bentuk akibat adanya proses fisika dan proses kimia selama pengendapannya. Terbentuknya watu bara membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga jika penambangan watu bara terus dikerjakan sumber daya alam tersebut usang kelamaan akan habis. Metode dan teknik penambangan kerikil bara juga mesti diadaptasi dengan keadaan lingkungan.





Penambangan kerikil bara ialah pengambilan kerikil bara di bawah tanah dengan memakai banyak sekali metode. Metode yang digunakan dalam penambangan dipengaruhi oleh beberapa hal ialah keadaan geologi daerah berupa sifat lapisan batuan penutup dan struktur geologi, serta keadaan lapisan batu bara.





Batu bara merupakan sumber energi fosil yang cukup melimpah di Indonesia. Karena jumlahnya yang melimpah serta pengolahan yang mudah untuk dijadikan sumber energi, maka harga kerikil bara juga cukup irit daripada sumber energi lain seperti minyak bumi atau biaya untuk pengerjaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Meskipun demikian dampak lingkungan yang ditimbulkan dari penggunaan watu bara sungguh besar kepada keadaan lingkungan. Seperti pencemaran udara dari asap yang dihasilkan dari pembakaran batu bara, gangguan kesehatan yang berasal dari debu dan asap yang dihirup.





Metode dan Teknik Penambangan Batu Bara





Penambangan kerikil bara mampu dilakukan dengan menggunakan dua metode, adalah sistem tambang terbuka dan tata cara tambang bawah tanah atau tertutup.





1. Metode tambang terbuka





dampak kegiatan penambangan




Tambang terbuka jikalau dilaksanakan pada lapisan batu bara yang berada bersahabat dengan permukaan tanah akan membuat nilai hemat tersendiri. Karena metode ini relatif lebih kondusif serta gampang dalam pengerjaannya daripada tata cara tambang bawah tanah. Selain itu penambangan terbuka dapat menghasilkan batu bara yang lebih banyak. Metode ini diawali dengan pengupasan tanah penutup yakni dilakukannya pembongkaran pada material penutup yang bersifat berpengaruh dengan cara peledakan kemudian baru dilakukan penggalian. Jika material penutup bersifat lunak dapat eksklusif dilakukan penggalian.





2. Metode tambang bawah tanah









Metode tambang bawah tanah memiliki beberapa resiko berbahaya seperti runtuhnya atap batuan serta ambruknya dinding lubang. Tambang bawah tanah dilaksanakan dengan dua metode ialah Room Pillar dan Longwall. Pada metode Room Pillar penambangan dijalankan dengan pembuatan lubang maju dan meninggalkan batu bara selaku penyangga atap tambang. Selanjutnya penambangan batu bara dikerjakan dengan cara penambangan mundur dengan mengambil watu bara penyangga tersebut sampai penambang kembali ke atas. Sedangkan sistem Longwall dijalankan dengan memakai suatu alat mekanis yang pribadi menuju dinding lapisan kerikil bara. Dengan tata cara longwall hasil penambangan akan lebih besar dan lebih produktif dibandingkan dengan metode room pillar.





Batu bara merupakan bahan tambang yang menjadi sumber daya energi yang sangat besar dan murah dibandingkan dengan sumber energi yang lain. Penambangan kerikil bara harus memperhatikan keadaan lingkungan agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan tersebut.



Sumber yu.com


EmoticonEmoticon