Sabtu, 07 November 2020

5 Aspek Perkotaan

Dalam membicarakan kota, selain mengerti dan mengetahui definisinya, kita juga perlu memahami aspek-faktor dari kota tersebut. Namun lagi-lagi pendapat para ahli dalam menentukan aspek sebuah perkotaan sangatlah banyak.


Salah satu ahli yang sering dikutip mengenai hal ini yaitu Melville C. Branch, menurutnya ada 3 faktor ialah fisik, sosial, dan ekonomi, tetapi kalau dijabarkan secara umum, pertimbangan para ahli dapat dimasukkan ke dalam 5 aspek dibawah ini.




Aspek Fisik


buildings, coast, coastline


Jika ditinjau secara fisik, kota cenderung lebih terbangun (built up) dengan bangunan-bangunan yang terletak saling berdekatan dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap kalau ketimbang desa. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik fisik kota ini antara lain yakni




  • Topografi




Faktor topografis mirip kemiringan dan bentukan bentang lahan mampu mempengaruhi komponen-bagian yang berada di dalam kota. Pada umumnya jaringan jalan berkembang melalui kemiringan-kemiringan yang relatif landai supaya tidak butuhrekayasa tanah, dan gedung-gedung serta perumahan cenderung memilih daerah yang lebih landai jika memungkinkan.


Hal diatas dikarenakan sulitnya membangun pada daerah berkemiringan tinggi, selain besarnya ongkos yang diperlukan untuk melaksanakan cut and fill pada bidang tanah tersebut, risiko teknis yang dihadapi oleh para insinyur juga cukup beragam, mulai dari mass wasting, sampai melemahnya pondasi alasannya adalah pengikisan dan gravitasi.




  • Bangunan




Bangunan ialah komponen kota yang terperinci terlihat, bangunan yang didirikan semestinya menentukan lokasi yang strategis dan gampang untuk dibangun, guna mengurangi biaya dan kesulitan konstruksi.


Pola penempatan bangunan dalam kota bersifat unik, persis mirip sidik jari kita, acuan penempatan bangunan serta contoh bangunan mampu digunakan untuk menentukan alur sirkulasi (pergerakan insan) dalam sebuah kota, menandai daerah yang ramai dan sepi, serta daerah yang relatif kaya (affluent) dengan daerah yang relatif lebih miskin.


Hal tersebut mungkin dilakukan alasannya adalah bangunan selalu merepresentasikan lingkungan dimana ia berada, lingkungan yang elok akan memiliki bangunan yang relatif cantik, dan lingkungan yang jelek juga akan mempunyai bangunan yang buruk serta kurang terawat.


Seiring dengan berkembangnya kota, teladan penempatan bangunan serta contoh bangunan itu sendiri juga akan berganti menyesuaikan dengan kemajuan kota tersebut.




  • Suprastruktur & Infrastruktur




Suprastruktur dan infrastruktur ialah kemudahan kota yang antara lain yakni jembatan, gorong-gorong, jaringan penerangan jalan, jaringan listrik, jalan raya dan fasilitas pengolahan limbah.


Suprastruktur dan infrastruktur berperan penting dalam mengendalikan kota, karena lazimnya kota berkembang sesuai dengan ketersediaan suprastruktur dan infrastruktur ini. Karena fakta ini, kita kerap menemukan istilah growth pole-growth center dan teladan-teladan perumahan ribbon ketika membaca tentang kemajuan wilayah dan kota.




  • Ruang terbuka




Ruang terbuka selain berupa taman, kawasan bermain, dan hutan kota, juga mampu berupa tempat yang open top atau terbuka keatas, tempat-daerah tersebut antara lain ialah areal makam dan lahan pertanian. Umumnya, makin ke pinggiran kota, ruang terbuka akan kian banyak. Hal ini dapat terjadi sebab ruang-ruang terbuka tersebut tidak efisien daerah, sehingga membutuhkan luas tanah yang lebih besar, dan berdasarkan teori bid rent alonso, harga tanah akan makin murah seimbang dengan jaraknya dari sentra kota.




  • Iklim




Iklim juga mensugesti fisik sebuah kota, rata-rata curah hujan akan mensugesti pola pembangunan drainase, perancangan jalan, jenis bangunan, dan teladan persebaran pohon kota.


Suhu rata-rata juga dapat kuat, kian dingin suhu maka akan makin memerlukan jaringan pemanas dan material bangunan insulatif yang mempertahankan panas, sedangkan kian panas suhu maka akan makin memerlukan jaringan pendingin (air conditioner) serta material bangunan yang juga mudah melepas kalor.


Kota yang mengalami trend acuh taacuh tentu saja akan berbeda dengan kota-kota di daerah tropis, mulai dari perancangan atapnya yang khusus untuk menahan beban salju yang menumpuk, sampai adanya unit penghangat sentral yang menyalurkan panas ke banyak sekali rumah, layaknya perusahaan air keran.




  • Densitas




Kepadatan perkotaan menawarkan sebaran konsentrasi bangunan dan aktivitas produktifnya. Kondisi dianggap terlalu padat ketika jumlah insan yang memanfaatkan akomodasi penunjang seperti jalan, terusan kereta, dan ruang terbuka menjadi terlalu banyak, sehingga melebihi kemampuan pelayanan kemudahan-kemudahan tersebut.


Kepadatan perkotaan mampu dilihat memakai koefisien dasar bangunan (KDB), ketinggian bangunan (KB), dan kuantitas ruang terbuka. Kepadatan juga dapat diukur dengan mengkalkulasikan jumlah penduduk-per-rumah (dwelling density), penduduk-per-satuan ruang (population density), dan jumlah bangunan-per-satuan ruang (building density).




  • Vegetasi




Unsur vegetasi dapat meningkatkan pesona kota dan menjaga kebersihan udara, disamping itu vegetasi juga dapat mengurangi laju pengikisan tanah, ancaman tanah longsor, dan berfungsi menghemat polusi suara, vegetasi berkayu seperti pohon juga dapat bertindak selaku pematah angin (windbreak).


Karena manfaat-faedah yang disebutkan diatas, vegetasi umumnya ditanam di sepanjang jalan raya, jalur kereta, dan ruang-ruang pergerakan yang lain. Pada ruang pergerakan pejalan kaki (pedestrian), eksistensi vegetasi pohon mampu menunjukkan perlindungan dari teriknya matahari (shade), sehingga mengembangkan kenyamanan orang berjalan kaki.




  • Estetik




Setiap individu dan kebdudayaan sangatlah bermacam-macam selera estetikanya, oleh alasannya adalah itu setiap kota senantiasa memiliki bagian estetika yang berlawanan, dan meningkat sendiri sesuai dengan budaya yang ada di kawasan tersebut.


Perbedaan yang sangat kontras adalah antara kota-kota di Eropa dan Amerika Serikat. Di Eropa, kota-kotanya sungguh compact dan memiliki densitas tinggi, disamping itu dominan orang juga tinggal di dalam pusat kota dengan memanfaatkan perumahan bersama mirip flats dan apartement, penduduknya juga lebih bahagia untuk menggunakan transportasi publik. Sedangkan di Amerika Serikat, kotanya condong mengalami sprawl, dominan penduduknya lebih menggemari tinggal di luar kota, di kawasan suburban, memakai kendaraan langsung untuk berpergian, dan tinggal di rumah-rumah landed house.


 


Aspek Sosial



Jika dipandang dari aspek sosial, kota ialah konsentrasi masyarakatyang membentuk sebuah komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lewat fokus (economics of scale) dan keutamaan tenaga kerja, serta memajukan keragaman intelektual, kebudayaan, dan acara wisata di kota-kota. Menurut riset psikologi secara sosial, lazimnya masyarakat kota cenderung



  • Individual


Individualis sebab mereka merasa sudah tidak terikat lagi dengan tradisi. Mereka lebih mementingkan kesenangan dan kesejahteraan diri sendiri dibandingkan orang lain, kalau sebuah tindakan akan menguntungkan beliau tetapi merugikan orang lain, penduduk kota akan dengan senang hati melakukan hal tersebut.




  • Gesselschaft




Memandang kerjasama selaku gesselschaft atau korporasi dimana semua ada untung-ruginya, tidak secara gemeinschaft yang berarti kerjasama dan gotong-royong.




  • Keluarga




Manusia condong enempatkan dirinya sebagai individu, ketimbang bab dari keluarga. Oleh alasannya adalah itu, keluarga utuh (nuclear family) lebih umum ada di desa dibandingkan dengan di kota.




  • Pernikahan dan Hubungan Cinta




Banyak perkara percintaan dan pernikahan antar-golongan dan alasannya adalah sama-sama cinta/suka, bukan lagi sebab dijodohkan atau sistem-metode lainnya. Atmosfir hubungan yang lebih terbuka ini juga kerap menyebabkan banyak terjadi pergaulan bebas, selain itu angka perceraian juga relatif lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.




  • Pekerjaan




Secara umum pekerjaan di kota didominasi oleh sektor industri, jasa dan administratif. Pembagian pekerjaan dan keutamaan peran sudah sungguh lumrah terjadi, hal ini dilaksanakan untuk memajukan produktivitas.




  • Ketimpangan Kelas




Kota mempunyai semua jenis penduduk, dari yang paling kaya sampai yang paling miskin. Rumah-rumah glamor, dan villa megah terkadang terlihat kontras dengan pemukiman kumal di sampingnya, kadang-kadang di antaranya ada apartemen dan perumahan-perumahan kelas menengah, sungguh terlihat perbedaannya, padahal mereka berada dalam kota yang serupa.




  • Heterogenitas




Jika pedesaan dianggap selaku simbol homogenitas budaya, maka kota-kota dilihat sebagai simbol heterogenitas. Penduduk perkotaan biasanya terdiri dari ras dan kalangan yang berbeda, mereka juga mempunyai budaya, keadaan hidup, makanan kesukaan, dan temperamen yang berlawanan-beda.




  • Jarak Sosial/Kesenjangan Hubungan Sosial




Kesenjangan sosial merupakan hasil dari anonimitas dan heterogenitas. Kebanyakan interaksi antar individu di perkotaan bersifat impersonal dan tersegmentasi. Terdapat rasa ketidakpedulian kepada hidup orang lain, salah satu manifestasi ini adalah budaya NIMBY.




  • Sistem interaksi




Sistem interaksi komunitas perkotaan didasar pada grup-grup ketertarikan (interest group). Lingkup kontak sosial (social circle) yang ada di kota lebih luas dari yang ada di pedesaan. Hal ini disebabkan oleh heterogenitas kota itu sendiri, sehingga untuk berinteraksi dengan lebih intens, diperlukan suatu ketertarikan bersama. Mayoritas kontak dan korelasi yang terjadi di kota yaitu relasi sekunder yang bersifat impersonal dan berjalan dalam jangka waktu yang singkat.




  • Mobilitas Sosial




Pada lingkungan perkotaan, status sosial yang disandang oleh seseorang tidak terpaku pada aspek hereditas, mirip siapa ayahnya, dan apa nama keluarganya, melainkan menurut faktor pencapaian pribadi, kecerdasan, dan koneksi yang beliau bangun. Hal ini menerangkan bahwa mobilitas sosial di kota lebih tinggi, sehingga orang yang mulanya dianggap rendah mampu naik ke posisi yang tinggi jika beliau berupaya keras.




  • Materialisme




Dalam komunitas perkotaan, keberadaan manusia umumnya berkorelasi berpengaruh dengan kekayaan yang ia miliki. Status sosial dan pandangan penduduk ditentukan bukan oleh siapa dia, melainkan beliau punya apa, oleh sebab itu kehidupan perkotaan kental dengan yang namanya simbol kekayaan (status symbols) mirip mobil glamor, jam glamor, tas branded, dan busana desainer.




  • Rasionalitas




Penduduk perkotaan lazimnya lebih bahagia beradu argumen dan menimbang-nimbang sesuatu menggunakan pendekatan rasional, umumnya, hubungan mereka dengan orang lain dibangun dan diputuskan menurut pertimbangan cost benefit, jikalau sesudah ditimbang maka korelasi itu akan lebih merugikan beliau, maka hubungan itu akan secepatnya ditentukan. Hubungan yang terjadi juga lazimnya bersifat kontraktual, dikala persetujuan tersebut habis, umumnya hubungan juga ikut putus.




  • Anonimitas




Karena populasi penduduk yang besar dan heterogen, masing masing individu biasanya tidak memedulikan individu yang lain yang tinggal berdekatan dengannya, mereka hanya sebatas tahu bahwa ada tetangga yang tinggal didekatnya. Dari segi pemerintahan, orang juga kerap berubah menjadi data statistik, hanya satu angka dalam lautan angka yang lain, berbeda dengan di desa, yang mana pemerintahan lokalnya (kepala desa, atau yang sejenis) mengenal dengan nama semua orang yang tinggal di desanya.




  • Perubahan Drastis Budaya




Masyarakat perkotaan biasanya sudah meninggalkan tradisi dan bagian-unsur sakral yang kental dari komunitas pedesaan. Semakin usang berada di kota mereka akan semakin terpengaruh oleh pola hidup ultramodern yang rasional dan bersifat individual serta materialistis.




  • Klub dan Asosiasi




Karena mayoritas interaksi penduduk perkotaan yakni impersonal, dan bersifat formal, maka penduduk kota ingin mencicipi dan membangun kekerabatan sosial yang murni alasannya adalah saling ingin bekerjasama. Oleh alasannya adalah itu terdapat klub, perkumpulan, dan grup-grup serta perkumpulan sekunder yang lain yang disatukan oleh tujuan yang serupa atau kesukaan yang sama.




  • Kontrol Sosial




Kontrol sosial dalam komunitas perkotaan biasanya bersifat formal. Perilaku individu dikelola oleh polisi, hukum tertulis, pengadilan, dan bahaya penjara. Beda dengan di desa, kontrol sosial khususnya yaitu cemoohan tetangga, dan petuah-petuah dari yang ketua budbahasa dan sosok otoritas.


 


Aspek Demografis


Aspek demografis dari perkotaan adalah jumlah orangnya yang banyak, dan kepadatan penduduknya yang tinggi. Selain itu, kota juga menjadi target immigrasi dari desa, ataupun kota lain. Umumnya biar suatu pemukiman dapat dikategorikan selaku kota, ia mesti mempunyai penduduk sejumlah 50.000 jiwa, dan mempunyai kepadatan penduduk minimal 1.000 jiwa per mil, atau sekitar 625 jiwa per kilometer persegi (US Census Bureau).


 


Aspek Administratif


Setiap kota mempunyai batas-batas batasan formal yang memilih hingga mana kawasan yurisdiksi kota tersebut, oleh sebab itu, sebuah kota dapat dikatakan memiliki aspek administrasi untuk lokasi. Selain itu kota juga dikelapai oleh seorang walikota, beliau dan jajarannya bertugas menentukan berjalannya kegiatan dengan tanpa kendala di kota tersebut, ini merupakan salah satu faktor manajemen lainnya.


 


Aspek Ekonomi


Free stock photo of dawn, sunset, industry, sunrise


Kota menurut aspek ekonomi adalah pemukiman yang memiliki fungsi selaku penghasil buatan barang dan jasa, sehingga dapat mendukung kehidupan penduduknya dan menunjang keberlangsungan pemukiman itu sendiri. Kota selaku aglomerasi dari aktivitas ekonomi merupakan penyumbang produk domestik bruto yang besar bagi suatu negara. Kegiatan ekonomi dalam kota biasanya dibagi menjadi empat yakni




  • Publik




Kegiatan ekonomi sektor publik meliputi pelaksanaan pemerintahan kota, penyediaan fasilitas dan prasarana oleh pemerintah, dukungan dana derma oleh pemerintah, dan sektor-sektor lainnya yang dijalankan oleh pemerintah atau negara dengan menggunakan uang pajak.




  • Private/swasta




Kegiatan ekonomi sektor swasta meliputi semua perusahaan yang mencari untung (for profit) dan tidak dimiliki oleh negara. Perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Nestle, FedEx, Gojek, Indofood, dan Lenovo ialah contoh dari perusahaan swasta.




  • Khusus




Sektor ekonomi khusus meliputi organisasi-organisasi non-profit, volunteer, dan NGO (Non Governmental Organization). Mereka tidak diselenggarakan oleh pemerintahan, ataupun oleh administrasi swasta yang for profit.




  • Informal




Sektor informal yakni sektor yang kerap kurang diamati. Sektor ini meliputi pekerjaan-pekerjaan yang tidak diregulasi mirip pedagang koran, penjualasongan, dan pemulung sampah.


 


Referensi


United States Census Bureau


Karim, Taufik.


Mondal, Puja.


Waugh, David (2007). Geography an Integrated Approach. Nelson Thornes



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)