Kamis, 16 Juli 2020

Pertempuran Ambarawa: Kemenangan Indonesia Melawan Penjajah


Pertempuran Ambarawa merupakan aksi rakyat melawan pasukan sekutu yang terjadi di Ambarawa. Pada risikonya, rakyat Indonesia berhasil menang dan memukul mundur pasukan sekutu.





Tetapi dalam prosesnya, perlawanan yang dilaksanakan tidaklah gampang alasannya pasukan sekutu memiliki senjata yang lebih canggih dan modern.





Seperti apa peperangan tersebut? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.






Latar Belakang





Pertempuran Ambarawa adalah suatu bentuk perlawanan fisik rakyat Indonesia melawan pasukan sekutu sehabis kemerdekaan Republik Indonesia.





Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi pertempuran ini yang antara lain ialah





  • Kedatangan NICA bersama Sekutu
  • Tentara Sekutu Mengingkari Perjanjian
  • Desa-desa di bersahabat Ambarawa yang Diserang




Agar kalian mampu dengan lebih gampang mengerti insiden bersejarah ini, kita akan membahas satu per satu hal-hal yang menjadikan peperangan ambarawa.





Kedatangan NICA Bersama Pasukan Sekutu





Pasukan sekutu di bawah pimpinan Brigade Bethell mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Kedatangan sekutu ini bermaksud untuk mengorganisir tawanan perang di Magelang dan Ambarawa serta akan melucuti senjata para prajurit Jepang.





Namun para pejuang kemerdekaan Indonesia curiga karena NICA ikut hadir bersama pasukan sekutu ini.





Perlu dimengerti bahwa NICA ini yaitu administrasi kolonial pemerintahan Belanda yang bertugas mengelola kawasan jajahan Belanda di sekitardunia. Para pejuang khawatir bahwa kedatangan ini justru akan menyebabkan Indonesia kembali dibawah jajahan Belanda.





Pasukan sekutu pada balasannya disetujui memasuki daerah Jawa Tengah dengan persetujuantidak akan mengusik kedaulatan Republik Indonesia. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro bersedia menyanggupi kebutuhan pangan dan kebutuhan lain supaya misi sekutu berjalan lancar.





Meskipun begitu, pihak pejuang tetap was-was dengan kedatangan NICA bersama pasukan sekutu ini.





 



Tentara Sekutu Mengingkari Perjanjian





Tentara sekutu membebaskan dan mempersenjatai tawanan belanda




Salah satu tujuan utama dari kedatangan pasukan sekutu ini adalah melucuti senjata serdadu Jepang dan membebaskan tawanan perang pasukan sekutu.





Setelah para tawanan serdadu Belanda dibebaskan, mereka malah dipersenjatai oleh pasukan sekutu dan NICA.





Hal ini membuat pihak Indonesia murka sebab pihak sekutu mengingkari perjanjian. Ditambah lagi prajurit sekutu berupaya melucuti TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan menciptakan kekacauan di Indonesia.





TKR Resimen Magelang yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini mengepung pasukan sekutu dari segala penjuru selaku akhir atas langkah-langkah sebelumnya.





Kemudian pertempuran pun terjadi antara TKR dengan pasukan sekutu. Namun pada balasannya suasana mampu diredam oleh adanya dukungan dari Presiden Soekarno.





 



Desa-desa di Dekat Ambarawa Diserang oleh Pasukan Sekutu





Pada tanggal 21 November 1945, pasukan sekutu yang berada di Magelang secara diam-membisu ditarik ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur Belanda.





Akibatnya, Resimen Kedua Tengah yang dipimpin oleh Letkol M. Sarbini segera melakukan pengejaran. Kemudian pasukan sekutu sukses dihadang dan tertahan di Desa Jambu.





Di hari berikutnya, pasukan sekutu melanjutkan kekacauan dan berhasil menguasai dua desa di akrab Ambarawa. Kemudian dua desa ini berupaya dibebaskan oleh pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letnan Kolonel Isdiman.





Tetapi Letnan Kolonel Isdiman gugur dalam peperangan yang menciptakan Kolonel Soedirman merasa kehilangan dan turun langsung memimpin perlawanan dengan perang gerilya.





 



Kronologi Pertempuran Ambarawa





Kronologi Pertempuran Ambarawa




Pagi hari pada tanggal 23 November 1945 terjadi peperangan antara tentara Indonesia dengan pasukan sekutu yang bertahan di kawasan gereja dan kerkhop Belanda Jl. Margo Agoeng.





Tawanan-tawanan Jepang dengan diperkuat tank dikerahkan oleh pihak sekutu untuk menyusup dari arah belakang. Hal ini menciptakan pasukan Indonesia pindah ke Bedono.





Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Sudirman yang sudah mempelajari suasana medan perang lalu mengumpulkan semua komandan.





Dalam pertemuan tersebut menciptakan kesimpulan bahwa sekutu sudah terdesak. Oleh sebab itu, mesti secepatnya dijalankan serangan terakhir dengan planning:





  1. Melakukan serangan secara serentak dan secara tiba-tiba dari semua sektor.
  2. Serangan dilakukan dengan pimpinan setiap komandan sektor.
  3. Laskar atau pasukan tubuh usaha akan menjadi pasukan cadangan.
  4. Serangan akan dilakukan pada pukul 04.30 pagi tanggal 12 Desember 1945.




Pada waktu yang telah ditentukan, pasukan TKR mulai bergerak menuju pos masing-masing. Pasukan musuh di dalam kota berhasil dikepung dalam waktu setengah jam.





Tempat pertahanan sekutu terkuat diperkirakan ada di Benteng Willem yang berada di tengah kota. Setengah jam lalu pasukan TKR berhasil merebut kembali jalan raya Semarang-Ambarawa dari kekuasaan sekutu.





Selanjutnya Kolonel Sudirman segera menawarkan perintah kepada pasukan TKR untuk menggunakan taktik Supit Urang. Taktik ini berupa pengepungan ganda di kedua sisi sehingga pasukan sekutu sungguh-sungguh terkurung.





Hal ini mengakibatkan terputusnya komunikasi dan pasokan dari pusat lawan. Lalu pasukan sekutu mulai mundur pada tanggal 14 Desember 1945 alasannya adalah tersudut.





Pada tanggal 15 Desember 1945 peperangan selsai. Pasukan Indonesia berhasil merebut kembali Ambarawa dan menciptakan pasukan sekutu menyerah dan mundur ke Semarang. 





Kemenangan ini kemudian akan terus diingat dengan adanya Monumen Palagan Ambarawa. Pada tanggal ini juga ditetapkan sebagai peringatan Hari Makara Tentara Nasional Indonesia AD atau Hari Juang Kartika.





 



Tokoh-Tokoh Pertempuran Ambarawa





Kolonel Sudirman merupakan salah satu tokoh dalam pertempuran Ambarawa




Di balik pertempuran di Ambarawa, pastinya banyak tokoh-tokoh yang terlibat, baik dari pihak pejuang kemerdekaan Indonesia maupun tentara sekutu dan NICA.





Letnan Kolonel Isdiman





Letnan Kolonel Isdiman ialah Komandan Resimen 16/II Purwokerto. Ia gugur dalam peperangan melawan sekutu di Ambarawa pada tanggal 26 November 1945. Kolonel Sudirman merasa sungguh kehilangan alasannya Letnan Kolonel Isdiman ialah salah satu komandan terbaik yang pernah dimiliki.





 



Kolonel Sudirman





Kolonel Sudirman yaitu Kepala Divisi-V dan selaku Panglima Tentara Keamanan Rakyat. Dalam pertempuran Ambarawa, beliau menjadi pemimpin pasukan Indonesia mengambil alih Letnan Kolonel Isdiman yang gugur.





Selain itu, beliau menjadi Jenderal pertama dan termuda yang menjadi Panglima pertama Tentara Indonesia. Bahkan, Kolonel Sudirman dianggap sebagai satria dan paling dihormati dalam ketentaraan Indonesia.





 



Letnan Kolonel Gatot Soebaroto





Letkol Gatot Soebaroto yakni Komandan Divisi-V Tentara Keamanan Rakyat yang aktif melakukan pengejaran pasukan sekutu dari Magelang. Ia banyak mengeluarkan perintah yang berhubungan dengan pengaturan taktik pada saat pertempuran.





Pada tahun 1962, dia meninggal secara tiba-tiba lalu dikukuhkan sebagai pahlawan nasional.





Bahkan, di kota kelahirannya Purwokerto dibangun sebuah patung perunggu dirinya yang sedang mengendarai kuda sebagai bentuk penghormatan kepada jasa-jasanya.





 



Kapten Surono





Selama pertempuran di Ambarawa, Kapten Surono ialah bawahan Letnan Kolonel Subroto di kesatuan militer. Ia juga ialah pengikut setia Soekarno yang mengambil alih Suryo Sumpeno menjadi Panglima Kodam Diponegoro di bawah perintah Soeharto.





 



Dampak Pertempuran Ambarawa





Dampak pertempuran Ambarawa




Pertempuran Ambarawa berjalan singkat ialah selama 4 hari. Namun, pertempuran ini memperlihatkan imbas yang cukup besar, baik aktual maupun negatif terhadap bangsa Indonesia





Dibawah ini, kita akan mencoba untuk membicarakan satu per satu imbas positif dan juga negatif dari peperangan ini.





Dampak Positif Pertempuran Ambarawa





Pertempuran Ambarawa pastinya membawa banyak imbas nyata kepada perjuangan bangsa Indonesia. Berikut ini adalah beberapa efek positifnya





  • Pihak Indonesia berhasil memukul mundur pasukan sekutu dan NICA ke Semarang.
  • Indonesia sukses merebut kembali kawasan kedaulatan Indonesia.
  • Pihak Belanda menjadi lemah dan nyalinya menciut sehabis kalah di Ambarawa.
  • Semangat juang Indonesia melawan penjajah di daerah lain menjadi ikut berkobar.




Secara biasa , efek nyata dari peperangan ini antara lain yaitu bahwa Indonesia sukses menggagalkan upaya Belanda untuk menguasai kembali daerah Nusantara.





 



Dampak Negatif Pertempuran Ambarawa





Selain dampak negatif, pertempuran ini juga menjinjing beberapa dampak negatif kepada perjuangan bangsa Indonesia. Berikut ini ialah beberapa dampaknya





  • Banyak mengorbankan nyawa, baik dari pihak Indonesia maupun pihak sekutu.
  • Indonesia kehilangan tokoh penting yang ialah orang doktrin Soedirman karena gugur dalam peperangan, adalah Letkol Isdiman.
  • Saat pertempuran terjadi, keamanan dan kenyamanan rakyat terancam serta banyak nyawa yang terbang.
  • Lumpuhnya acara perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat pada dikala pertempuran berlangsung. Pemulihan acara ekonomi dan sosial ini pun berlangsung lambat sesudah peperangan




Meskipun memberikan efek negatif pada kehidupan rakyat, namun rakyat senantiasa mendukung penuh apa yang dikerjakan pejuang kemerdekaan pada pertempuran Ambarawa.





Hal ini terjadi karena rakyat mengetahui bahwa peperangan tersebut bermaksud untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan.





Demikian penjelasan tentang peperangan Ambarawa. Sungguh mulia usaha para satria demi kedamaian bangsa Indonesia. Maka telah sepatutnya kita menghargai jasa mereka.





Meski Indonesia telah merdeka, kita harus tetap menumbuhkan semangat nasionalisme untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon