Batuan beku ialah salah satu jenis batuan yang paling banyak ada di bumi kita. Selain batuan sedimen dan batuan metamorf, kerikil ini ialah salah satu dari 3 klasifikasi besar kerikil yang ada pada siklus batuan.
Batu ini berasal dari pembekuan magma yang berasal dari dalam perut bumi. Magma ini lalu akan membeku di kerak-kerak bumi atau bahkan di atas permukaan bumi.
Batu ini memiliki tugas yang penting dalam membentuk lingkungan disekitar kita. Selain menjadi komponen inti dari banyak sekali ekosistem dan lingkungan, batuan beku juga kerap menjadi materi dasar pembentuk tanah melalui proses pelapukan batuan.
Pada artikel kali ini, kita akan mencoba membicarakan apa bahu-membahu yang disebut selaku batuan beku, serta ciri-ciri, jenis, dan teladan-misalnya. Yuk simak artikel berikut!
Daftar Isi
Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau juga kerap disebut Igneous Rock berasal dari kata Ignis yang artinya api. Seperti yang telah disebutkan diatas, batuan ini terbentuk dari magma yang berasal dari dalam permukaan bumi.
Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa batuan beku yakni batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma baik di dalam maupun di permukaan bumi.
Dibawah ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang karakteristik, proses terbentuk, dan ciri-ciri dari batuan ini.
Proses Terbentuknya Batuan Beku
Seperti namanya, batuan beku terbentuk dari proses pembekuan magma yang berasal dari perut bumi. Magma ini nantinya akan membeku pelan-pelan, baik di dalam kerak ataupun di atas permukaan bumi.
Magma sendiri yakni lelehan batuan dan mineral yang tercampur di bawah permukaan bumi. Magma sendiri berbentuk cair kental alasannya suhu di dalam bumi sungguh panas, sehingga batuan-batuan tersebut meleleh.
Secara umum proses pembentukan batuan beku dapat disederhanakan menjadi beberapa langkah adalah
- Magma bergerak ke atas permukaan bumi
- Magma mendingin di permukaan bumi ataupun di kerak bumi
- Terbentuk batuan beku dengan karakteristik yang cocok dengan magma penyusunnya, proses, serta lokasi pembekuannya
Magma yang ada di dalam permukaan bumi bergerak ke permukaan bumi sebab proses vulkanisme dan proses-proses tektonik lainnya. Magma yang bergerak keatas tersebut akan mendingin secara perlahan-lahan sebab sudah kehilangan sumber panasnya.
Laju pendinginan magma tersebut berlawanan-beda, ada yang mendingin dengan cepat ada pula yang mendingin dengan lambat. Semuanya bergantung pada keadaan lingkungan dan lokasi dimana batuan tersebut mendingin.
Perbedaan ini juga nantinya akan menciptakan jenis batuan beku yang berbeda-beda pula. Ada batuan yang kristalnya besar ada pula yang kristalnya kecil.
Selain laju pendinginan, pembentukan batuan beku juga dipengaruhi oleh komposisi dari magma yang menjadi bagian pembentuknya. Magma yang bersifat asam tentu saja akan menciptakan batuan beku yang berbeda dengan magma yang bersifat basaltik.
Ciri-Ciri Batuan Beku
Dalam melaksanakan penjabaran batuan, sebaiknya ada indikator-indikator terperinci yang dapat dipakai untuk mengkategorisasi kerikil tersebut. Dalam mengkategorisasi batuan beku, aspek-aspek inilah yang kerap dijadikan tolok ukur
- Warna Batuan
- Tekstur Batuan
- Derajat Kristalisasi
- Bentuk Kristal
- Visualisasi Granular
Setelah ini, kita akan mencoba membicarakan lebih lanjut perihal kelima ciri batuan beku diatas.
Warna Batuan
Tentu saja, warna batuan menjadi salah satu indikator paling gampang untuk memilih jenis suatu batuan. Hal ini pun berlaku untuk batuan beku dimana warna yang berlawanan-beda berkorelasi dengan material penyusun yang berlainan-beda pula.
Dengan mengetahui apa warna dari batuan yang ada, kita dapat menebak sebetulnya batu tersebut terdiri dari mineral apa saja. Oleh alasannya adalah itu, semua geologist dan geografer lingkungan mesti paham mengenai warna-warna mineral dan batuan.
Umumnya, batuan beku mempunyai warna yang beragam, mulai dari yang berwarna cerah mirip putih ataupun merah, sampai yang berwarna gelap seperti hitam dan bubuk-bubuk.
Tekstur Batuan
Tekstur juga ialah ciri batuan beku yang cukup vital, dengan mengetahui teksturnya seperti apa, kita dapat mempesona kesimpulan mengenai karakteristik batuan tersebut.
Secara umum, batuan beku terbagi menjadi dua berdasarkan teksturnya, ialah yang bertekstur bergairah dan batuan beku yang bertekstur halus. Semua ini bergantung pada proses pembekuan dan mineral penyusunnya.
Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi pada dasarnya yakni, seberapa banyak kristal yang menyusun batuan tersebut. Terkadang, ada batuan beku yang hampir seluruhnya terdiri dari kristal, tetapi ada pula yang hampir tidak ada kristalnya.
Semakin usang proses pembekuannya, maka kristal yang hendak terbentuk juga akan kian besar. Hal ini terjadi karena kian lama proses pendinginan, maka bertambah banyak waktu yang ada bagi kristal-kristal tersebut untuk beraglomerasi dan bertumbuh.
Sedangkan, jika waktu pendinginannya sungguh singkat, maka kristal-kristal kecil yang ada pribadi akan membeku tanpa mampu bergabung membentuk kristal besar yang terlihat. Oleh karena itu, disini akan terbentuk kristal-kristal yang sangat halus.
Secara biasa , derajat kristalisasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian adalah
- Holokristalin adalah batuan yang hampir semuanya terdiri dari kristal. Umumnya, batuan beku intrusif lah yang mempunyai karakteristik kristalisasi mirip ini
- Hipokristalin yaitu batuan yang sebagian tersusun dari kristal dan sebagian tersusun dari gelas. Disini, keduanya sama besar dan tidak ada yang secara umum dikuasai.
- Holohialin ialah batuan yang hampir seluruhnya tersusun dari material gelas. Umumnya, batuan beku ekstrusif yang mempunyai karakteristik ini. Contoh paling jelasnya ialah batuan Obsidian.
Ketiga derajat kristalisasi tersebut berkorelasi dengan proses pembentukan batuan dan material penyusun yang berlainan-beda pula.
Bentuk Kristal
Seperti yang sudah kita diskusikan diatas, kerikil-batu kebanyakan mempunyai derajat kristalisasi tertentu. Namun, kristal yang ada pada batuan tersebut ternyata memiliki bentuk atau struktur yang berlawanan-beda juga lho!
Jika dilihat dari 2 dimensi, terdapat 3 bentuk kristal yang dapat kita peroleh pada batuan beku. Ketika bentuk tersebut antara lain yakni
- Euhedral dimana batas kristal terperinci
- Subhedral dimana batas kristal kurang jelas
- Anhedral dimana tidak tampakbatasan kristalnya
Sedangkan, bila kita melihat bentuk kristal pada batuan beku dengan sudut pandang 3 dimensi, maka kita akan menerima bahwa terdapat 4 bentuk kristal yakni
- Equidimensional dimana dimensi kristal sama panjang
- Tabular dimana dimensi kristal memanjang
- Prismatik dimana dimensi kristal berbentuk mirip prisma sisi tiga
- Irregular dimana kristal tidak memiliki bentuk yang terencana
Bentuk-bentuk kristal ini nantinya akan menghipnotis karakteristik batuan yang terbentuk.
Visualisasi Granular
Yang dimaksud dengan granularitas disini yaitu apakah butir-butir batuan dan kristal yang ada dapat dibeda-bedakan dengan mata. Secara lazim, terdapat 2 jenis granularitas yakni
- Fanerik dimana partikel-partikelnya terperinci terlihat
- Afanitik dimana partikelnya tidak mampu dilihat
Fanerik intinya ialah batuan-batuan yang kristal-kristal penyusunnya dapat dilihat dan dibedakan. Artinya, kristal-kristal yang ada pada batuan fanerik cukup besar untuk dibedakan secara makroskopis.
Terdapat 4 jenis butiran pada batuan fanerik menurut ukuran dan diamater batuan/mineral yang terlihat adalah
- Halus dimana ukuran butiran < 1mm
- Sedang dimana ukuran butiran 1 – 5 mm
- Kasar dimana ukuran butiran 5 – 30 mm
- Sangat Kasar dimana ukuran butiran > 30 mm
Sedangkan, afanitik adalah perumpamaan bagi kerikil-batuan yang tidak tampakbutir-butir kristal/mineralnya. Oleh alasannya itu, untuk meneliti batuan afanitik, diperlukan mikroskop dan alat bantu lainnya.
Secara umum, terdapat 3 jenis batuan afanitik berdasarkan ukuran kristal-kristalnya adalah
- Mikrokristalin dimana ukuran butirannya ialah 0.1 – 0.01 mm
- Kriptokristalin dimana ukuran butirannya yaitu 0.01 – 0.002 mm
- Hyalin/glassy/amorf dimana semuanya terdiri dari material gelas yang tidak mampu dibedakan partikel2 butirannya
Oleh sebab itu, dikala kalian telah mengetahui seperti apa bentuk kristalisasi dan granularitas batuan tersebut, kalian telah bisa mulai menebak kira-kira watu apa itu.
Tekstur Batuan Beku
Proses pembentukan batuan beku yang berlainan-beda akan menyebabkan terbentuknya batuan dengan tekstur yang berlawanan-beda pula. Tekstur ini akan dipengaruhi oleh ukuran kristal, adanya rongga-rongga, ataupun komposisi dari batuan tersebut.
Secara biasa , tekstur batuan beku mampu dibagi menjadi beberapa macam seperti yang ada dibawah ini
- Faneritik
- Afanitik
- Porfiritik
- Glassy/Kaca
- Piroklastik
- Vesikular
- Frothy/Berbusa
Agar kalian mampu lebih mudah mengetahui tekstur-tekstur batuan seperti yang sudah disebutkan diatas, kita akan menjajal membahas secara lebih rincian dibawah ini
Tekstur Faneritik
Faneritik yaitu jenis tekstur batuan berangasan yang mampu dilihat oleh mata telanjang tanpa menggunakan alat bantu. Hal ini terjadi karena kristal-kristal pada batuan faneritik berskala lebih besar dan lebih bergairah ketimbang batuan yang lain.
Umumnya, batuan yang termasuk sebagai faneritik ialah batuan yang terbentuk di dalam perut bumi atau kerap disebut selaku batuan beku dalam.
Waktu pembekuan yang usang menciptakan kristal-kristal dari batuan ini menjadi besar dan mampu dilihat oleh mata.
Tekstur Afanitik
Berbeda dengan faneritik, batuan dengan tekstur afanitik lazimnya memiliki ukuran kristal yang kecil dan tidak dapat dilihat secara jelas oleh mata telanjang.
Hal ini terjadi karena kristal-kristal pada batuan bertekstur ini memiliki ukuran yang sangat kecil. Ukuran kristal yang kecil ini terjadi karena batuan mengalami pembekuan yang relatif cepat, sehingga tidak sempat mengalami kristalisasi.
Proses pembekuan yang cepat ini terjadi karena batuan bertekstur afanitik biasanya membeku di atas permukaan bumi, sehingga pribadi terkena udara dan juga komponen yang lain seperti hujan.
Tekstur Porfiritik
Batuan dengan tekstur profiritik mempunyai komposisi dan tekstur yang gabungan antara kristal besar dan juga kristal kecil. Oleh karena itu, batuan ini tidak sekasar batuan fanerik tetapi tidak sehalus batuan afanitik.
Tekstur batuan porfiritik ini biasanya ditemukan pada batuan yang membeku di kerak-kerak permukaan bumi atau lebih diketahui sebagai batuan beku gang.
Tekstur Glassy
Batuan dengan tekstur glassy atau layaknya beling tidak mempunyai kristal apapun dan seluruhnya terlihat seperti kaca mengkilap alasannya adalah membeku dengan sungguh cepat.
Umumnya, batuan glassy ini terbentuk ketika magma yang keluar ke permukaan bumi pribadi membeku tanpa sempat menciptakan kristal apapun. Contohnya yaitu watu obsidian yang memang permukaannya sangat mengkilap.
Tekstur Piroklastik
Tekstur piroklastik terbentuk dari kombinasi magma letusan gunung api yang membeku dengan segera entah itu di udara atau sehabis dia mendarat di permukaan bumi.
Contoh dari batuan yang memiliki tekstur piroklastik ialah macam-macam batu tuff mulai dari kerikil tuff riolit hingga tuff granitik.
Tekstur Vesikuler
Batuan dengan tekstur vesikuler terbentuk ketika magma mengandung aneka macam uap air ataupun gas yang lain, sehingga gas tersebut keluar ketika sedang membeku.
Proses keluarnya gas ini menciptakan lubang-lubang dan juga ceruk-ceruk dalam batuan yang membeku. Umumnya tekstur vesikuler ini ditemukan pada batuan-batuan hasil erupsi vulkanis seperti yang didapatkan pada watu piroklastik.
Tekstur Frothy
Tekstur berbusa atau frothy biasanya ditemukan pada batuan-batuan dengan rongga udara yang sungguh banyak, sehingga batuan tersebut dipenuhi oleh lubang dan juga condong ringan. Contoh paling populer dari batuan frothy ini yakni batu apung.
Jenis Batuan Beku
Batuan beku dapat kita klasifikasikan menjadi beberapa jenis menggunakan beberapa indikator. Berikut yakni tata cara penjabaran yang kerap digunakan sehari-hari.
Klasifikasi Batuan Beku Secara Umum
Secara biasa , batuan beku dapat dibagi menjadi 3 jenis batuan secara umum. Ketiga jenis batuan tersebut ialah batuan beku dalam, batuan beku gang, dan batuan beku luar.
Batuan Beku Dalam
Seperti namanya, batuan ini terbentuk dari magma yang membeku di dalam kerak bumi. Karena pembentukannya berada di dalam kerak bumi, maka pendinginannya juga berlangsung secara lambat.
Oleh karena itu, batuan ini memiliki kristal yang sungguh banyak dan berskala besar. Batuan ini biasanya memiliki karakteristik holokristalin dengan granularitas yang fanerik.
Berikut ini adalah beberapa contoh batuan beku dalam yang sering kita peroleh sehari-hari
- Granit
- Diorit
- Gabri
- Syenit
Batuan-batuan tersebut memiliki karakteristik dan mineral pembentuk yang berbeda-beda. Oleh karena itu, wujud dan penampakannya juga berbeda-beda.
Batuan Beku Luar
Seperti namanya, batuan ini membeku di atas permukaan bumi dari keluaran-keluaran lava aktivitas vulkanik. Karena proses pendinginan yang cepat di permukaan bumi, maka kristal-kristal yang terbentuk juga cenderung lebih kecil dan susah dilihat oleh mata telanjang.
Oleh alasannya adalah itu, batuan ini biasanya mempunyai karakteristik afanitik. Bahkan, ada berbagai jenis batuan yang mempunyai karakteristik seperti gelas atau holohyalin.
Berikut ini adalah beberapa pola batuan beku luar yang sering kita temukan di kehidupan sehari-hari
- Batu apung
- Rhyolite
- Andesit
- Granite
- Basalt
- Obsidian
Batuan-batuan tersebut mempunyai karakteristik dan mineral pembentuk yang berbeda-beda. Oleh alasannya adalah itu, wujud dan penampakannya juga berlawanan-beda.
Selain itu, sebab batuan ini membeku diatas permukaan bumi, magma yang membentuknya pun telah bercampur dengan berbagai macam mineral yang ada di kerak bumi dan juga permukaan bumi.
Oleh alasannya adalah itu, acap kali sifat batuan ini sedikit berlainan dengan komposisi magma yang ada di mantel bumi dibawahnya.
Batuan Beku Gang
Batuan beku gang merupakan batuan yang mendingin di celah-celah retakan kerak bumi. Karena sudah berada di antara permukaan bumi dan juga perut bumi, kecepatan pendinginan batuan ini juga tidak terlampau cepat.
Oleh sebab itu, batuan beku gang ini telah mengalami proses kristalisasi, berbeda dengan batuan beku luar. Hanya saja, ukuran kristalnya jauh lebih kecil ketimbang batuan beku dalam.
Berikut ini yaitu beberapa teladan dari batuan beku gang yang kerap kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
- Porfir Granit (Porphyritic Granite)
- Porfir Syenit (Porphyritic Sienite)
- Porfir Gabro (Porphyritic Gabbro)
Keunikan dari batuan beku gang ini yaitu komposisi batuan tersebut yang relatif masih mirip atau bahkan sama dengan komposisi magmanya. Meskipun begitu, seringkali ada saja batuan-batuan yang berlawanan komposisinya.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Warna
Jika dilihat berdasarkan perbedaan warnanya, maka batuan beku setidaknya dapat dibagi menjadi 4 pembagian terstruktur mengenai batuan. Sekarang kita akan mencoba meninjau pendapat para hebat mengenai klasifikasi warna ini
Menurut S.J Shand, batuan beku bila dilihat dari warnanya setidaknya terbagi menjadi 3 jenis batuan adalah
- Lucoctaris Rock adalah batuan yang memiliki kadar mineral mafic dibawah 30%
- Mesococtic Rock yaitu batuan yang mengandung kadar mineral mafic diatas 30% namun dibawah 60%
- Melanocractic Rock ialah batuan yang mengandung kadar mineral mafic diatas 60%
Selain Shand, ada ahli lain yang beropini mengenai pembagian terstruktur mengenai batuan berdasarkan warnanya. Menurut S.J Ellis, setidaknya ada 4 klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya
- Holofelsic yakni batuan yang memiliki indeks warna kurang dari 10%
- Felsic yaitu batuan yang mempunyai indeks warna lebih dari 10% namun lebih rendah dari 40%
- Mafelsic yakni batuan yang memiliki indeks warna lebih dari 40% namun lebih rendah dari 70%
- Mafic yakni batuan beku yang mempunyai indeks warna diatas 70%
Pendapat kedua hebat ini mampu kalian jadikan basis untuk mengklasifikasikan batuan menurut warnanya. Keduanya sama-sama mampu diaplikasikan dalam proses penjabaran batuan oleh mahir geologist.
Yang perlu diamati adalah, seiring dengan meningkatnya kadar mineral mafic dalam sebuah batuan, maka makin gelap warna batuan tersebut.
Oleh alasannya adalah itu, batuan-batuan mafic lazimnya berwarna gelap sedangkan batuan felsic berwarna jelas.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimiawi
Sebenarnya, pembagian batuan sesuai komposisi kimiawi ini relatif mirip dengan pembagian terstruktur mengenai sesuai dengan warna diatas. Namun, disini yang ditekankan lebih ke arah komposisi mineralnya, bukan implikasi dari mineral kepada warnanya.
Berdasarkan gambaran diatas, kita mampu membagi penjabaran batuan beku sesuai dengan mineralnya setidaknya menjadi 4 bagian adalah
- Felsic
- Intermediate
- Mafic
- Ultramafic
Batuan felsic memiliki kadar silikat yang lebih tinggi sehingga mempunyai tingkat keasaman yang lebih tinggi dan warna yang lebih jelas pula. Contohnya ialah batu Granit dan Rhyolite
Seiring dengan digantikannya mineral Potassium-Feldspar dengan mineral yang lebih gelap mirip Plagioklas dan Piroksen, maka batuan tersebut akan semakin gelap warnanya dan menjadi lebih basa.
Batuan ultramafic seperti Peridotit dan Komatit adalah batuan yang paling basa dan mempunyai warna gelap kehijauan. Hal ini terjadi alasannya kandungan mineral olivin nya sangat tinggi.
Struktur Batuan Beku
Dalam proses pembekuannya, sering kali terbentuk struktur-struktur tertentu pada batuan beku. Secara biasa , struktur yang ada pada batuan ini terbagi menjadi dua yakni struktur yang terbentuk oleh ajaran magma dan struktur yang terbentuk dari pembekuan magma.
Berikut ini ialah struktur yang sering kita peroleh pada batuan beku yang disebabkan oleh proses mengalirnya magma
- Schlieren yakni struktur berbentuk sejajar yang terbentuk dari mineral prismatik, pipih, ataupun memanjang yang disebabkan oleh pergerakan magma
- Segregasi ialah struktur pengelompokan mineral tertentu menurut karakteristik mineralnya. Hal inilah yang menimbulkan komposisi batuan kadang berlawanan dengan batuan induknya
- Lava Bantal adalah bentang alam magma yang terbentuk karena interaksi antara magma dengan air sehingga menjadikan anutan magma yang berbentuk cembung menyerupai bantal-bantal
Selain itu, ada pula struktur batuan yang terbentuk dikarenakan proses membekunya batuan yang antara lain ialah
- Vesikuler adalah perumpamaan untuk lubang-lubang yang terbentuk pada batuan alasannya adalah adanya gas yang keluar ketika membeku
- Amigdaloidal adalah istilah untuk lubang-lubang vesikuler yang sudah diisi oleh mineral-mineral sekunder seperti zeolit, kuarsa, dan kalsit
- Kekar Kolom kekar yang berupa tiang tegak lurus dari sumbu arah aliran magma
- Kekar Berlembar kekar yang berupa lembar-lembar, biasanya didapatkan pada tepi-tepi magma balasan hilangnya beban pada lava
Setelah ini, kita akan mencoba untuk membahas secara lebih detail struktur batuan yang terbentuk pada batuan beku ekstrusif dan juga intrusif.
Struktur Batuan Beku Ekstrusif
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, batuan ekstrusif yakni kerikil yang membeku di atas permukaan bumi. Hal ini menyebabkan batuan ini mempunyai tekstur yang lebih halus dan juga minim kristal.
Secara biasa , terdapat beberapa struktur yang ada pada batuan beku ekstrusif yakni
- Massif adalah struktur batuan yang memberikan massa batuan berskala besar yang seragam dan terekspos di atas permukaan bumi
- Kekar Kolom yakni kekar yang berbentuk tiang tegak lurus dari sumbu arah pedoman magma
- Kekar Berlembar adalah kekar yang berupa lembar-lembar, biasanya didapatkan pada tepi-tepi magma akhir hilangnya beban pada lava
- Vesikuler ialah ungkapan untuk lubang-lubang yang terbentuk pada batuan alasannya adalah adanya gas yang keluar dikala membeku
- Amigdaloidal yakni perumpamaan untuk lubang-lubang vesikuler yang sudah diisi oleh mineral-mineral sekunder mirip zeolit, kuarsa, dan kalsit
- Struktur Aliran atau Schlieren yaitu struktur berupa sejajar yang terbentuk dari mineral prismatik, pipih, ataupun memanjang yang disebabkan oleh pergerakan magma
Struktur-struktur tersebut identik dengan batuan yang membeku secara ekstrusif di atas permukaan bumi.
Struktur Batuan Beku Intrusif
Berbeda dengan batuan ekstrusif, batuan beku intrusif memiliki struktur-struktur unik yang mampu dibagi menjadi 2 jenis struktur, yakni konkordan dan diskordan.
Struktur Batuan Beku Intrusif Konkordan
Batuan beku intrusif konkordan artinya yaitu batuan tersebut sejajar dengan perlapisan batuan yang ada disekitarnya. Berikut ini yaitu struktur-struktur yang terbentuk pada batuan intrusif konkordan
- Sill yakni struktur batuan yang berupa lembaran dan mempunyai posisi sejajar dengan jurus perlapisan batuan
- Laccolith yakni struktur batuan beku yang berbentuk kubah (dome) dimana batuan lain disekitarnya menjadi melengkung dan terdorong akibat intrusi dan pembekuan batuan ini
- Lopolith merupakan struktur batuan yang bentuknya terbalik dari laccolith. Struktur ini memiliki bentuk yang cembung ke bawah dan umumnya mempunyai diameter lebih besar dari laccolith.
- Paccolith adalah struktur batuan yang menempati sinklin ataupun antiklin yang sudah terbentuk sebelumnya dan mempunyai ukuran yang sungguh besar
Struktur Batuan Beku Intrusif Diskordan
Berbeda dengan batuan beku konkordan, batuan beku diskordan memangkas jurus perlapisan batuan disekitarnya. Berikut ini yakni struktur-struktur yang kerap ditemukan pada batuan diskordan
- Dike adalah struktur pembekuan batuan beku yang memangkas jurus perlapisan batuan disekitarnya dan biasanya mempunyai bentuk yang memanjang
- Batolith yakni struktur batuan yang berskala sungguh besar dan membeku di dalam permukaan bumi
- Stock yaitu struktur batuan yang bentuknya sungguh mirip dengan batolith namun berskala lebih kecil
Contoh Batuan Beku
Agar kalian mendapatkan citra yang lebih baik perihal batuan beku dan jenis-jenisnya, berikut ini adalah beberapa batuan beku yang kerap kalian peroleh di kehidupan sehari-hari
- Batu Apung
- Obsidian
- Granit
- Basal
- Andesit
- Gabbro
- Granodiorit
- Kimberlite
- Felsit
- Komatit
- Latit
- Tuff
- Anorthosite
- Dunite
- Peridotit
- Rhyolite
Dibawah ini kita akan menjajal untuk membicarakan secara lebih detail satu per satu dari pembagian terstruktur mengenai batuan diatas.
Batu Apung
Batu apung ialah batuan piroklastik yang berwarna coklat dengan sedikit warna keabu-abuan. Batu ini memiliki banyak sekali rongga udara dan juga berat yang sangat ringan alasannya adalah berongga.
Umumnya, batu apung digunakan sebagai bahan abrasif untuk mengampelas kayu dan penggosok lainnya. Bahkan, batuan ini kadang kala dipakai untuk menghaluskan kaki, terutama bagian yang mengalami kapalan.
Obsidian
Batu obsidian yakni batuan yang dihasilkan dari pembekuan magma di permukaan bumi. Batu ini memiliki warna hitam gelap dan juga kilap halus mirip beling dikala dipoles dan dibersihkan.
Obsidian biasanya dipakai sebagai alat potong dan juga ujung panah ataupun tombak. Hal ini terjadi alasannya adalah obsidian bisa menjadi sangat tajam jikalau diasah dengan sempurna.
Selain itu, watu ini juga kerap dijadikan atribut fashion karena kilau dan warnanya yang indah.
Granit
Batuan granit adalah watu beku dengan butir-butir berangasan yang warnanya berlawanan-beda. Hal ini terjadi alasannya mineralnya lazimnya berlawanan warna, mulai dari putih, debu-bubuk, sampai jingga.
Umumnya, batu ini ditemukan pada sungai dan juga kawasan-tempat yang memiliki aktivitas geologis dan tektonis aktif. Hal ini terjadi sebab granit merupakan batuan plutonik yang tersingkap di permukaan bumi.
Batu granit kerap kali digunakan dalam konstruksi bangunan dan juga selaku batuan fasad untuk meningkatkan keindahan dari bangunan dan juga mebel seperti meja dan lantai.
Basalt
Batu basalt atau kerap dikenal sebagai watu lava ialah salah satu batuan beku yang mempunyai ukuran kristal relatif kecil. Hal ini terjadi alasannya adalah basal ialah batuan yang membeku di permukaan bumi.
Basalt biasanya berwarna gelap dan sedikit kehijauan atau debu-debu sebab merupakan batuan Mafic yang bersifat basa. Umumnya, kerikil ini dipakai sebagai bahan dasar konstruksi bangunan.
Andesit
Batuan Andesit umumnya berwarna terang relatif putih dan abu-debu alasannya adalah ialah batuan intermediate yang bersifat cukup asam. Batuan ini memiliki kristal berukuran kecil karena membeku di permukaan bumi.
Umumnya, batuan andesit digunakan sebagai materi konstruksi bangunan dan juga prasasti-prasasti prasejarah yang banyak didapatkan di Indonesia.
Gabbro
Batu Gabbro adalah batuan plutonik yang membeku di dalam permukaan bumi dalam waktu yang usang, sehingga memiliki kristal-kristal berukuran besar.
Gabbro ialah batuan yang termasuk mafic atau relatif lebih basa dibandingkan dengan batuan yang lain. Hal ini terjadi sebab gabbro tidak memiliki banyak kuarsa dan juga feldspar potassium. Selain itu, alasannya dipenuhi oleh mineral-mineral basa seperti plagioklas, piroksen, dan olivin, maka kerikil ini berwarna gelap kehijauan.
Umumnya, batuan gabbro ini ditemukan pada kerak samudera dimana magma basaltik dari mantel bumi mendingin secara perlahan-lahan sehingga mencipatkan kristal-kristal yang cukup besar.
Granodiorit
Granodiorit yaitu batuan beku dalam yang mempunyai karakteristik antara granit dan diorit, sehingga watu ini tergolong di antara felsic dan intermediate.
Batuan ini berisikan mineral biotit hitam, hornblende, plagioklas, kuarsa dan sedikit feldspar alkali. Dominasi plagioklas ketimbang feldspar inilah yang membedakannya dengan batuan granit.
Kimberlite
Kimberlite ialah batuan beku ultramafic yang cukup langka dan merupakan bakal terbentuknya berlian. Batuan ini berisikan mineral olivin, serpentin, karbonat, diopsite, dan phlogopite.
Karena kelangkaannya, dan kecenderungan berlian untuk didapatkan didalam batuan kimberlit, watu ini sungguh dicari oleh penambang-penambang berlian di seluruh dunia.
Felsite
Batuan felsite yakni batu beku ekstrusif (membeku di permukaan) yang berwarna jelas dan cenderung bersifat asam. Batuan ini memiliki butir kristal yang halus namun tidak glassy atau berkaca-kaca.
Umumnya, batuan ini terdiri dari mineral kuarsa, feldspar, plagioklas, dan juga feldspar alkali. Karena sifat dan bentuknya yang seperti, felsite acap kali ditukar-tukar dengan Granit.
Komatit
Komatit yaitu batuan ultramafic yang sangat langka dan purba, batuan ini tergolong kedalam batuan beku luar atau ekstrusif. Batuan ini umumnya berisikan mineral Olivin sehingga mempunyai komposisi yang relatif seperti dengan Peridotit.
Karena sifatnya yang basa dan rendah silika, batuan ini memiliki warna yang condong gelap kehijauan.
Sebagian besar batuan komatit yang ada di bumi diperkirakan terbentuk pada zaman Arkeozoikum dimana keadaan bumi jauh berbeda dibandingkan dengan sekarang.
Salah satu ciri khas dari komatit yaitu terbentuknya tekstur spinifex dimana terdapat penyilangan-penyilangan kristal olivin yang panjang dan tipis pada batuan.
Peridotit
Peridotit pada dasarnya hampir sama dengan komatit diatas, perbedaan utamanya ialah batuan peridotit merupakan batuan beku intrusif yang terbentuk di bawah permukaan bumi.
Warna peridotit juga relatif sama dengan batuan komatit yakni hijau gelap, sesuai dengan mineral penyusunnya yakni olivin dan piroksen.
Latit
Latit adalah batuan beku ekstrusif yang biasanya memiliki tekstur afanitik alasannya ukuran kristalnya sungguh kecil. Batuan ini ialah ekivalen dari watu Monzonit, perbedaannya ialah watu ini hasil proses vulkanisme.
Batu ini mempunyai warna yang relatif terang, sehingga dapat ditebak bahwa watu latit bersifat asam. Mineral utama penyusun watu ini yaitu feldspar alkali.
Tuff
Tuff pada dasarnya adalah aglomerasi batu apung, scoria, dan bubuk vulkanik yang terbentuk pasca meletusnya gunung berapi. Karakteristik batuan tuff ini sangat bervariasi, ada yang besar lengan berkuasa dan ada pula yang ringkih dan mudah patah.
Umumnya, batu tuff ini dipakai selaku material dasar konstruksi bangunan ataupun adonan pada semen yang digunakan.
Anorthosite
Anorthosit yaitu batuan beku dalam (plutonik) yang cukup langka dan jarang sekali ditemukan di kehidupan sehari-hari. Keunikan batu ini ialah nyaris semuanya terbentuk oleh mineral Feldspar Plagioklas sehingga warnanya sungguh terang dan keputihan.
Dunite
Dunite merupakan varian dari kerikil Peridotit yang sungguh langka dan jarang didapatkan. Batuan ini mempunyai komposisi mineral yang setidaknya 90% olivin, sehingga berwarna hijau.
Rhyolite
Riolit yakni batuan vulkanik ekstrusif yang membeku di permukaan bumi sehingga mempunyai tekstur afanitik dan kristal yang berukuran kecil. Batuan ini didominasi oleh silika dan material potassium-Feldspar.
Karena kandungan silika yang sungguh banyak, magma riolit umumnya mempunyai kekentalan yang sungguh tinggi. Hal ini menjadikan terjadinya ledakan eksplosif dari gunung berapi tersebut.
Karena sifatnya yang asam dan kandungan mineralnya yang didominasi silika, maka batuan ini juga berwarna cukup jelas keputih-putih-an.
Manfaat Batuan Beku
Batuan beku ialah salah satu sumber daya alam yang memiliki aneka macam faedah baik untuk manusia maupun untuk alam disekitarnya.
Disini, kita akan menjajal menunjukkan beberapa pola manfaat dari batuan beku pada kehidupan sehari-hari
Bahan Konstruksi
Batuan beku mampu dipakai sebagai bahan dasar proyek-proyek konstruksi mulai dari konstruksi skala kecil sampai pembangunan gedung-gedung besar.
Granit merupakan batuan beku yang pada zaman dulu sering dipakai selaku tiang ataupun batuan dasar fondasi bangunan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, fungsi ini digantikan oleh beton yang terkadang diperkaya oleh batuan Basalt.
Sekarang, granit biasanya digunakan selaku materi lantai ataupun meja makan serta meja dapur yang relatif lebih mahal dan mewah.
Kegunaan Seni
Granit sering kali digunakan sebagai material pilihan untuk memperindah fasad bangunan dan menciptakan patung-patung. Sifatnya yang kuat dan cukup indah dikala telah dipoles menciptakan granit menjadi kerikil primadona untuk fungsi-fungsi estetik baik pada bangunan ataupun karya seni lainnya.
Senjata
Seperti yang sudah kita sebutkan diatas, pada zaman dahulu, batuan beku Obsidian sering dijadikan selaku senjata alasannya ujungnya yang sangat tajam bila diasah dengan baik.
Ujung yang tajam ini mempermudah pemburu ataupun petarung untuk memotong dan mencabik lawannya dengan efektif dan efisien.
Selain itu, kita juga sering melihat batuan yang lain digunakan sebagai alat pertempuran dan juga berburu. Contohnya yakni kapak perimbas yang yang dibuat dari kerikil pada zaman praaksara manusia.
Meskipun begitu, sekarang kita sudah tidak lagi melihat kerikil dipakai selaku senjata. Hal ini alasannya efektivitas dan keleluasaan kerikil sebaga senjata lebih rendah dibandingakn dengan logam mirip besi, perunggu, dan tembaga.
Industri Fashion
Apakah kalian pernah memakai busana yang berbahan dasar denim? Jika iya, pasti kalian paham bahwa semakin pudar atau terkesan digunakan suatu denim, maka semakin keren bukan?
Terkadang, pengguna ingin menerima kesan faded look tersebut langsung dikala berbelanja celana ataupun jaket jeans nya. Oleh karena itu, timbul lah produk-produk denim yang telah ditreatment sedemikian rupa agar terkikis dan terkesan telah digunakan.
Treatment ini ternyata menggunakan kerikil apung yang dikontrol semoga perlahan-lahan menggerus kain denim sehingga mengakibatkan kesan seperti sering digunakan berkegiatan sehari-hari dan banyak goresan/kerusakan kecilnya.
Referensi
University of Saskatchewan – Classification of Igneous Rocks
Encyclopedia Britannica – Igneous Rocks
Waugh, D. (2000). Geography: An integrated approach. Nelson Thornes.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon