Minggu, 16 Februari 2020

Di Jepang Memiliki Kendaraan Beroda Empat Ciri Orang Kampung

Jika ada orang Jepang mengatakan bahwa dirinya mempunyai dua mobil, sudah bisa ditentukan beliau adalah petani." Hanya orang-orang kota yang iseng dan tidak keberatan dengan sewa parkir selangit, yang memiliki kendaraan roda empat. Itu pun jarang digunakan. Dia juga mesti rela melihat mobilnya berdebu, karena berbulan-bulan tidak dipakai dan hampir tidak ada daerah pencucian. Kalaupun digunakan sesekali cuma untuk keluar kota. Sekali lagi ini memastikan, bahwa hanya orang-orang yang hidup di kampung yang perlu kendaraan beroda empat. Jika mengatakan dilema tinggal di kota atau kampung dalam konteks Jepang, sama sekali tidak ada kaitannya dengan mutu hidup, pendidikan atau kemakmuran. Jalan kaki dan sepeda yaitu kendaraan orang kota. Sepeda-sepeda di parkir di lahan yang dibawahnya ialah stasiun. Semua residensial di Jepang mempunyai tolok ukur yang serupa, yakni anti gempa dan mampu meraih stasiun terdekat dengan jalan kaki atau sepeda. Jumlah penduduk Tokyo Raya (Greater Tokyo) termasuk tempat penyangganya seperti Chiba dan Saitama, sekitar 30 juta orang atau termasuk paling padat di dunia. Namun penduduk Tokyo tidak pernah mencicipi sesak dan bising mirip halnya di Jakarta. Kenapa? Karena mereka tinggal tersebar, dan melakukan perjalanan pergi dan pulang dari kawasan melakukan pekerjaan dengan kereta api. Jaringan kereta api di Tokyo adalah yang paling intensif di seluruh dunia. Kereta api menjangkau setiap sudut kota. Jadwal keberangkatan dan kedatangan nyaris tidak pernah meleset, bahkan dalam hitungan detik sekali pun. Pengguna kereta api tidak berbincang-bincang, mereka membaca buku. Berbicara memakai telepon seluler di hadapan orang lain, adalah perbuatan yang termasuk sangat tidak sopan. Para pekerja tidak memiliki persoalan jarak antara kawasan tinggal dan kantor. Mereka mampu memilih untuk tinggal dimana saja, alasannya ongkos angkutandiganti kantor. Pemerintah melaksanakan strategi sedemikian rupa sehingga semua diarahkan memakai kereta api dan bukan bus kota terlebih kendaraan eksklusif. Perlu dicatat bahwa taktik itu didesain secara detail oleh universitas lokal dan pemerintah hanya tinggal mengimplementasikan. Sebuah cara yang sederhana namun perlu manusia bermutu untuk mewujudkannya. Orang-orang yang tinggal di kampung terutama petani, tentu saja perlu kendaraan roda empat, alasannya adalah mereka petani maka perlu membawa logistik untuk keperluan bertanam. Mereka memakai kendaraan kolam terbuka. Untuk kepentingan langsung yang bersifat sosial, biasanya mereka menggunakan kendaraan beroda empat yang lebih higienis. Mereka yang tidak mengalami invasi Jepang menjelang Perang Dunia Kedua, mau tidak mau mesti mengakui kedigdayaan kolonialisme era modern ini. Jepang berhasil menginvasi Indonesia, dengan menciptakan kondisi yang bertolak belakang dengan negaranya. Industri otomotif Jepang secara brilian melancarkan seni manajemen tepat kepada pangsa pasar yang luar biasa besar, namun mempunyai keterbatasan intelektual. Kaprikornus kita mampu membayangkan tampang keheranan seorang petani lobak di Gifu, kalau tahu bila kendaraan SUV-nya itu jikalau di Indonesia diposisikan sebagai simbol status administrator berhasil yang penuh gaya. sumber: http://idnplus.blogspot.co.id/2016/03/anomali-jepang-memiliki-mobil-adalah.html
Sumber https://thepleng.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)