Selasa, 22 September 2020

Upacara Peringatan Hut Ke-74 Kemerdekaan Ri Di Kemendikbud

Upacara Peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Kemendikbud Jakarta, Kemendikbud --- Keberagaman pakaian akhlak mulai dari Aceh sampai tanah Papua mewarnai kemeriahan perayaan Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia yang diawali dengan upacara bendera, di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Sabtu (17/08/2019). “Kemerdekaan ini tentu harus kita syukuri sebagai pengingat kita semua bahwa kemerdekaan yakni sebuah capaian yang tak ternilai harganya atas perjuangan panjang para pejuang dan pahlawan kita. Untuk itu, marilah kita bersama mengingat jasa dan mendoakan para pendekar Kemerdekaan kita biar mendapatkan tempat terbaik di segi Tuhan Yang Maha Esa,” pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, saat menyampaikan amanatnya pada upacara tersebut. Dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, kata Mendikbud, penyelenggaraan upacara bendera agak berlawanan dari tahun sebelumnya. Upacara kali ini yang dilakukan serempak di seluruh satuan pendidikan tidak hanya dihadiri atau disertai oleh siswa dan guru, namun Kemendikbud juga menawarkan imbauan supaya upacara di sekolah mampu dibarengi juga oleh orang bau tanah dan masyarakat. “Mari kita jadikan hari ini sebagai tonggak bahwa kita akan tanpa lelah terus bekerja bersama, berikhtiar, dan berjuang untuk meningkatkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul di berbagai bidang,” ucap Mendikbud. Pada pelaksanaan upacara bendera hari ini Mendikbud juga diberikan penghargaan Satyalancana Karya Satya terhadap 74 orang pegawai Kemendikbud, terdiri dari 24 orang dengan periode kerja 30 tahun, 20 orang dengan era kerja 20 tahun, dan 30 orang dengan kala kerja 10 tahun. Selain itu, Mendikbud juga memperlihatkan penghargaan terhadap tiga siswa Sekolah Menengan Atas Negeri 2 Palangka Raya, Kalimantan Tengah, atas nama Anggina Rafitri kelas XII, Aysa Aurelya Maharani kelas XII, dan Yazid Rafli Akbar kelas XI, peraih medali emas juara dunia pada ajang Invention Creativity Olympic, di Seoul, Korea Selatan, atas karya ilmiah menemukan obat penyembuh kanker dari flora bajakah. “Anak-anak kita berikan penghargaan khusus hasil karyanya yang sangat bernilai untuk mampu ditindaklanjuti jadi sebuah acara. Dengan menggali kearifan setempat menjadi suatu karya yang sangat bernilai dan menciptakan prestasi ke tingkat internasional menenteng nama baik bangsa dan wilayahnya,” ujar Mendikbud. Mendikbud menyertakan, pemberikan penghargaan terhadap belum dewasa yang sangat kreatif dan memiliki peluang dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan kreatifitasnya seperti ketiga siswa tersebut. “Yang dikerjakan oleh para siswa tersebut sangat mempesona, bahwa Indonesia bahwasanya sangat kaya dengan potensi banyak sekali macam sumber daya,” kata Mendikbud. Pelaksanaan upacara bendera hari ini juga turut dimeriahkan dengan performa dan persembahan lagu-lagu oleh Korps Musik Denma Mabes Polisi Republik Indonesia dan Orkestra dari Sekolah Menengah kejuruan Negeri 12 Surabaya, Jawa Timur. Selain itu, juga persembahan lagu-lagu yang menampilkan kekayaan seni dan budaya Indonesia melalui penampilan permainan angklung oleh Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang dipimpin oleh Suryan Widati Muhadjir Effendy. Pesan Mendikbud untuk Dunia Pendidikan dan Kebudayaan Dalam pesan yang disampaikan oleh Mendikbud dalam upacara perayaan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, menyebutkan bahwa terdapat beberapa program Kemendikbud dalam mendukung pidato Presiden RI Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI tanggal 16 Agustus 2019, yakni perlu adanya sebuah reformasi paradigma pendidikan, yaitu paradigma pendidikan adaptif yang mengikuti kemajuan zaman. Reformasi pendidikan tersebut, kata Mendikbud, dapat dijalankan melalui sistem zonasi. Kebijakan ini dibutuhkan selaku langkah awal untuk pemerataan pendidikan yang adil dan bermutu. “Kebijakan zonasi bukan berhenti pada PPDB saja, melainkan akan meliputi penataan dan pemerataan guru, infrastruktur, aneka macam sumber daya, pengintegrasian pendidikan formal dan non-formal, serta penataan ekosistem pendidikan,” terang Mendikbud. “Dengan adanya tata cara zonasi, pendidikan yang berkualitas tidak hanya bisa didapatkan di kota-kota besar saja, tetapi juga di daerah, bahkan di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil. Hal tersebut senafas dengan visi Nawacita Presiden RI Bapak Joko Widodo, yaitu membangun dari pinggiran,” tambah Mendikbud. Selanjutnya, reformasi pendidikan juga berfokus pada pembangunan abjad bangsa. Pembangunan abjad ini dikerjakan dengan menguatkan pendidikan yang berfondasikan pada nilai-nilai Pancasila dan kecerdikan pekerti di seluruh ekosistem pendidikan. Pembangunan abjad bangsa ini juga dtempuh lewat pemajuan kebudayaan. “Karena bangsa yang berkarakter yaitu bangsa yang menghargai budayanya. Pemajuan kebudayaan, penguatan ketahanan budaya, dan pelindungan hak kebudayaan menjadi bagian yang sungguh penting,” terperinci Mendikbud. Selanjutnya, dalam upaya menunjang pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia yang siap menghadapi Revolusi Industri 4.0, disamping lewat Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah semenjak usia dini, juga lewat pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun, serta Revitalisasi Pendidikan Vokasi. “Revitalisasi Pendidikan Vokasi diperlukan dapat menciptakan manusia-insan Indonesia yang terampil, kreatif, dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat mengungguli angkatan kerja negara lain dalam kompetisi global,” pungkas Mendikbud. * sumber:kemdikbud   Semoga bermanfaat,  Salam Pendidikan😊  
Sumber https://pendikinfo.blogspot.com


EmoticonEmoticon