Butir Pancasila merupakan detail atau penjelasan mendetail mengenai tiap-tiap sila yang ada di Pancasila. Butir-butir ini nantinya dapat dipakai selaku fatwa bagi bangsa maupun negara Indonesia dalam mengamalkan dengan benar nilai dan makna Pancasila.
Tanpa adanya butir-butir yang menerangkan secara rincian aplikasi dari setiap sila Pancasila, maka akan susah bagi Pancasila untuk melakukan fungsinya sebagai jiwa dan landasan berfikir serta berkegiatan bagi bangsa Indonesia.
Daftar Isi
Butir-Butir Pancasila
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang mempunyai 5 sila. Setiap sila tersebut mempunyai lambangnya tersendiri yang bermaksud untuk menggambarkan makna dan nilai yang terkandung dalam setiap sila.
Pancasila sendiri ialah ideologi terbuka, yang bebas dikombinasikan dengan ideologi apapun, asalkan tidak menyalahi nilai dan makna dasar yang terkandung dalam Pancasila.
Oleh sebab itu, sudah sepatutnya semua orang mengetahui apa bahwasanya isi dari tiap butir yang ada pada Pancasila, serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari hari.
Berdasarkan ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 mengenai Ekaprasetia Pancakarsa, diuraikanlah kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir yang menjadi suatu pedoman mudah pelaksanaan Pancasila dikehidupan sehari – hari.
Tetapi pada perkembangannya, 36 butir pancasila tersebut diperbaharui, tepatnya sejak tahun 2003 lewat Tap MPR No. I/MPR/2003. 36 butir pedoman ini disertakan sehingga menjadi 45 butir Pancasila. Penjabaran jumlah dan isi butir Pancasila untuk setiap sila yakni selaku berikut
- Sila pertama dijabarkan menjadi 7 butir
- Sila kedua dijabarkan menjadi 10 butir
- Sila ketiga dijabarkan menjadi 7 butir
- Sila keempat dijabarkan menjadi 10 butir
- Sila kelima dijabarkan menjadi 11 butir
Dibawah ini, kita akan membahas tentang butir-butir yang ada pada setiap sila pancasila, serta pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
Butir-Butir Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa

Sila pertama Pancasila yakni ketuhanan yang maha esa, sila ini dipecah menjadi beberapa butir pengalaman pancasila yang antara lain yakni
- Bangsa Indonesia Menyatakan Kepercayaannya dan Ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Manusia Indonesia yakin dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan perilaku hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut iktikad yang berlainan-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan dogma kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Agama dan dogma terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah persoalan yang menyangkut kekerabatan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan perilaku saling menghormati kebebasan melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing
- Tidak memaksakan suatu agama dan akidah terhadap Tuhan Yang Maha Esa terhadap orang lain.
Secara umum, butir-butir dari sila pertama ini membicarakan tentang aspek ketuhanan dan keagamaan dari bangsa Indonesia. Diharapkan bahwa setiap penduduk negara Indonesia percaya dan beriman terhadap ke-Tuhan-an yang Maha Esa.
Dengan diterapkannya butir-butir sila ini, mimpi bahwa Indonesia akan menjadi negara berketuhanan akan bisa terealisasi dengan baik.
Penerapan Butir-Butir Sila Pertama Pancasila

Dalam kehidupan sehari-hari, butir-butir yang ada pada sila pertama mempunyai banyak sekali penerapannya. Berikut ini yakni penerapan butir-butir sila pertama pancasila,
- Setiap warga Indonesia memiliki kepercayaan akan Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa dan percaya serta bertaqwa kepada Tuhan tersebut.
- Menjalankan tuntutan dan larangan keyakinan yang dianut, serta tidak mengganggu iman orang lain
- Tidak boleh diskriminatif dan tidak hormat terhadap orang-orang yang mempunyai agama atau iman yang berlawanan dengan kita, terlepas dari agama minoritas ataupun dominan.
- Menjalin korelasi baik dan menjaga kerukunan antar agama
- Ketika ada pemeluk agama lain sedang beribadah, kita mesti menghormatinya dan mengindari kegiatan yang mampu mengusik mereka.
- Tidak boleh mengintervensi dan memaksakan agama atau dogma kepada warga negara yang lain yang berlawanan doktrin atau agamanya.
Seperti yang kita pahami, Indonesia ialah negara yang mempunyai banyak agama. Oleh alasannya adalah itu, saat butir-butir sila pertama ini tidak dimaknai dan tidak dilakukan dengan baik, maka mampu berujung kepada perpecahan bangsa.
Butir-Butir Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Nilai yang terkandung pada sila ini dipecah menjadi beberapa butir-butir mirip yang ada di bawah ini.
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap insan, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, keyakinan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap saling mengasihi sesama manusia.
- Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena kepada orang lain
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
- Gemar melakukan aktivitas kemanusiaan
- Berani membela kebenaran dan keadilan
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bab dari seluruh umat insan
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan berhubungan dengan bangsa lain
Secara umum, butir-butir sila kedua ini membahas mengenai bagaimana masyarakat negara Indonesia mampu menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan yang adil. Prinsip kemanusiaan yang adil ini sendiri terwujud dalam 10 butir pancasila diatas.
Dengan mewujudkan butir-butir yang terkandung dalam sila kedua, diperlukan Indonesia dapat menjadi suatu negara yang berkeadilan dan berlandaskan kemanusiaan.
Penerapan Butir-Butir Sila Kedua Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, butir Pancasila yang ada pada sila kedua memiliki banyak sekali aplikasinya. Berikut ini yakni penerapan butir-butir sila kedua pancasila,
- Menghormati dan memperlakukan sesama dengan terhormat dan bermartabat. Semua orang memiliki hak asasi yang melekat karena merupakan ciptaan Tuhan, oleh alasannya itu, kita juga harus menghormati hak-hak tersebut.
- Mengakui dan menghormati adanya perbedaan diantara manusia, utamanya warga negara Indonesia
- Sesuai dengan slogan kita, bhinneka tunggal ika, berbeda-beda itu boleh, namun harus tetap satu bangsa dan satu negara, Indonesia. Keberagaman ini merupakan kekuatan Indonesia yang harus selalu dijaga
- Jangan hingga ada benci diantara kita sebab sama-sama merupakan warga Indonesia dan ciptaan Tuhan YME
- Tenggang rasa dan tepa selira mempunyai makna yang seperti, ialah menjajal mengetahui dan mempertahankan perasaan orang lain di sekeliling kita
- Memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh orang lain
- Masyarakat mesti sadar dan mau untuk melakukan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila dan persetujuanHak Asasi Manusia
- Membantu orang lain ketika mereka mengalami kesusahan
- Terus menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan
- Bijak dan adil dalam menatap suatu masalah dan menentukan benar salahnya
- Merasa bahwa diri kita merupakan bab dari bangsa Indonesia, dan bangsa Indonesia mesti merasa dirinya menjadi bab dari seluruh umat manusia
- Kita harus menjalin kerjasama dengan manusia lain, termasuk bangsa dan negara lain.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa secara biasa , nilai-nilai yang terkandung pada butir-butir sila ke dua yakni nilai saling menolong dan menghormati sesama.
Jika semua warga negara Indonesia saling menghormati dan menolong, maka dapat terwujud suatu masyarakat yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil serta beradab.
Menimbang bahwa Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya yang sangat tinggi, maka saling menghormati dan toleransi ini sangatlah penting. Terlebih lagi, Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda namun tetap satu.
Butir-Butir Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ketiga Pancasila ialah Persatuan Indonesia. Nilai yang terkandung pada sila ini dipecah menjadi beberapa butir Pancasila mirip yang ada di bawah ini.
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan eksklusif dan golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa jika dibutuhkan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa pujian berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian baka dan keadilan sosial
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
Inti dari butir-butir sila ketiga Pancasila ini yakni untuk merealisasikan persatuan bangsa Indonesia. Disini, persatuan suatu negara harus diraih dengan cara menyatukan rakyatnya apalagi dahulu dibawah identitas negara tersebut.
Oleh alasannya itu, mampu dilihat bahwa butir-butir pembagian terstruktur mengenai sila ketiga Pancasila banyak berkutat pada persatuan, toleransi, dan komplotan sesama. Selain itu, ada pula aspek kecintaan dan kebanggaan terhadap negara.
Harapannya, dikala Indonesia sudah bersatu, maka negara ini dapat memproyeksikan kekuatannya ke luar negri dalam mendukung misi-misi perdamaian dan keadilan sosial di dunia.
Penerapan Butir-Butir Sila Ketiga Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari

Butir-butir yang ada pada sila ketiga memiliki berbagai penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa penerapan butir Pancasila sila ketiga
- Mementingkan kepentingan bareng , ialah kepentingan bangsa Indonesia diatas kepentingan individu dan kalangan kita
- Rela melakukan bela negara dan perlawanan melawan bagian apapun yang merongrong persatuan bangsa Indonesia
- Kita mesti cinta dan gembira terhadap tanah air Indonesia, sebab pada dasarnya, kita merupakan warga negara Indonesia dan Indonesia ialah daerah kelahiran dan daerah hidup dan berkembang kita.
- Menjunjung perdamaian dunia dengan mengirim misi perdamaian dan perbantuan kepada negara lain
- Dalam mewujudkan persatuan Indonesia, kita mesti selalu merujuk kepada semboyan kita adalah Bhinneka Tunggal Ika, atau berlawanan-beda namun tetap satu
- Kita dilarang membeda-bedakan orang atas dasar suku, warna kulit, ras, agama, ataupun golongan. Karena, pada dasarnya kita sama-sama orang Indonesia
- Kita harus bergaul dengan semua bagian masyarakat Indonesia, tanpa memandang kalangan, agama, suku, dan rasnya
Inti dari penerapan butir-butir sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari adalah bagaimana kita sebagai rakyat Indonesia bisa bersatu. Persatuan disini ialah bisa mengakomodasi, mentoleransi, dan menyayangi teman-sobat sebangsa dan negaranya, terlepas dari suku dan golongannya.
Setelah masyarakat Indonesia bisa bersatu dibawah identitas yang serupa, maka perlu diwujudkan pujian atas bangsa dan negara Indonesia. Hal ini penting dilaksanakan semoga saat telah bersatu, persatuan ini menjadi makin kuat.
Ketika rakyatnya telah bersatu dan telah menyayangi negara Indonesia, maka perwujudan persatuan Indonesia akan gampang untuk tercapai.
Butir-Butir Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila keempat Pancasila yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Nilai yang terkandung pada sila ini dapat dipecah menjadi beberapa butir mirip yang ada di bawah ini
- Sebagai warga negara dan warga penduduk , setiap insan Indonesia memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang serupa
- Tidak boleh memaksakan kehendak terhadap orang lain
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bareng
- Musyawarah untuk meraih mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang diraih sebagai hasil musyawarah
- Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab mendapatkan dan melakukan hasil keputusan musyawarah
- Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bareng di atas kepentingan eksklusif dan kalangan
- Musyawarah dilaksanakan dengan logika sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
- Keputusan yang diambil harus mampu dipertanggungjawabkan secara budbahasa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat insan, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bareng
- Memberikan doktrin kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melakukan pemusyawaratan
Inti dari butir-butir Pancasila yang terkandung pada sila keempat ialah bahwa seluruh warga negara Indonesia mempunyai kedudukan yang setara. Selain itu, semua warga negara juga mempunyai hak dan keharusan yang serupa.
Namun, karena Indonesia yakni negara demokrasi yang sungguh luas, metode yang dipilih adalah demokrasi perwakilan. Pada metode ini, setiap warga negara berhak menentukan calon legislatif dan administrator yang hendak menjadi perwakilan mereka di dunia politik.
Nantinya, kehidupan politik sebuah negara akan dikerjakan oleh para pemimpin yang sudah diseleksi oleh penduduk . Oleh sebab itu, telah sebaiknya mereka melaksanakan mandat dari masyarakat.
Penerapan Butir-Butir Sila Keempat Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari

Butir-butir yang ada pada sila keempat memiliki aneka macam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini yakni beberapa penerapan butir-butir sila keempat pancasila
- Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, . Pemulung dan pejabat sama sama memiliki hak untuk sejahtera dan kewajiban untuk membela negara
- Kita dilarang memaksakan kehendak kita kepada orang lain, apalagi dengan menggunakan bahaya ataupun kekerasan.
- Semua keputusan idealnya diambil menurut musyawarah mufakat untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan menguntungkan bagi semua pihak
- Kita tidak boleh memaksa, mengancam, ataupun melakukan langkah-langkah-langkah-langkah berlebihan dalam bermusyawarah untuk mengungguli usulan kita atau malah membungkan pertimbangan orang lain.
- Ikhlas menerima keputusan selesai yang diambil dan melakukan hasil tersebut dengan sebaik mungkin
- Kita harus mengesampingkan ego kita ketika melakukan musyawarah untuk mufakat.
- Dalam melakukan musyawarah, kita harus selalu menjaga emosi kita, agar tidak mempersulit diri kita maupun rekan diskusi kita dalam menentukan solusi terbaik
- Dalam setiap musyawarah yang dilakukan, kita harus tetap mengingat nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam kelima silanya
- Kita mesti mempercayai wakil-wakil yang telah kita pilih sendiri dalam pemilihan umum, untuk mewakilkan kepentingan-kepentingan kita dalam forum musyawarah. Meskipun begitu, tetap kita harus kritis dalam menilai penampilan mereka
Secara umum, poin penting yang dapat kita tarik dari penerapan butir-butir Pancasila sila keempat ialah perihal proses berdemokrasi dan bermusyawarah.
Dalam bermusywarah, kita mesti selalu berusaha untuk bernegosiasi dengan itikad baik. Jangan sampai kita berusaha untuk menang sendiri tanpa memperhatikan musuh diskusi kita.
Selain itu, jangan hingga kita egois dan memikirkan kebutuhan sendiri saja. Terkadang ada keperluan-keperluan komunal yang mesti diamati seperti eksploitasi sumber daya alam oleh perusahaan. Aktivitas ini dapat menunjukkan faedah komunal yang sungguh besar kalau mampu dihandle dengan baik.
Contoh lainnya adalah pada pembentukan kebijakan ekspor-impor. Bisa saja kebijakan yang kurang menguntungkan bagi beberapa pihak ternyata menguntungkan bagi perusahaan lain dan negara.
Oleh karena itu, disini mesti terbentuk negosiasi yang berupaya memaksimalkan laba bareng dan menemukan titik tengah.
Selain itu, sebab Indonesia menerapkan demokrasi perwakilan dengan pejabat eksekutif dan legislatif yang dipilih, maka mesti ada sistem kendali yang baik.
Masyarakat sebagaipemilih dan pemberi mandat kepemimpinan negara seharusnya menjadi ujung tombak metode kontrol ini dengan cara menyalurkan aspirasi dan mendukung acara-aktivitas kasatmata.
Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima Pancasila ialah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ini dipecah menjadi beberapa butir-butir tertentu. Berikut ini adalah butir-butir sila kelima Pancasila
- Mengembangkan tindakan yang luhur, yang merefleksikan sikap dan situasi kekeluargaan dan kegotongroyongan
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
- Menjaga keseimbangan antara hak dan keharusan
- Menghormati hak orang lain
- Suka memberi pertolongan terhadap orang lain agar mampu bangun sendiri
- Tidak memakai hak milik untuk usaha-perjuangan yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
- Tidak menggunakan hak milik untuk berlawanan dengan atau merugikan kepentingan biasa
- Suka bersusah payah
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama
- Suka melakukan acara dalam rangka mewujudkan pertumbuhan yang merata dan berkeadilan sosial
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup glamor
Pada dasarnya, butir-butir Pancasila sila kelima ini berkisar pada bagaimana cara mewujudkan sebuah masyarakat yang berkeadilan secara sosial.
Masyarakat yang berkeadilan secara sosial disini berniat pada keadilan sosio-ekonomi dari masyarakat itu sendiri dimana tidak ada yang ditinggal dan dibiarkan gulung tikar. Hal ini diwujudkan dari pemahaman dan pelaksanaan hak serta kewajiban warga negara.
Selain itu, keadilan sosial juga diwujudkan dengan cara peduli kepada sesama, mementingkan keperluan bersama, dan membangun sikap adil kepada sesama.
Penerapan Butir-Butir Sila Kelima Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, butir-butir Pancasila yang ada pada sila kelima ini mempunyai aneka macam penerapan. Berikut ini adalah beberapa aplikasi butir-butir sila kedua pancasila
- Warga negara Indonesia wajib untuk bersikap luhur dan berkegiatan yang merefleksikan perilaku kekeluargaan dan kegotongroyongan
- Wajib membina suasana kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari kita.
- Senantiasa bersikap adil kepada orang-orang disekitar kita. Jangan hingga sikap kita merugikan orang lain
- Setiap warga negara mempunyai hak dan keharusan, keduanya mesti sebanding, kita dilarang menuntut lebih tanpa memenuhi seluruh keharusan kita
- Boleh saja menuntut hak kita asal itu tidak mengganggu hak orang lain
- Nilai yang erat di bangsa Indonesia yaitu kekeluargaan dan gotong royongnya, kita idealnya membantu sesama supaya mampu mandiri
- Dalam melakukan hak kita, kita dilarang melakukan pemerasan kepada orang lain
- Harus mau bekerja keras untuk membangun perekonomian bangsa dan membangun negara
- Menghargai karya orang lain dan menghindari aksi plagarisme
- Aktif ikut serta dalam aktivitas yang merealisasikan perkembangan merata dan keadilan sosial
- Warga negara menggunakan harta kita untuk aktivitas yang memiliki kegunaan, mirip membuka lapangan usaha, beramal, dan menolong orang-orang disekitar kita yang kesulitan
Inti dari penerapan nilai-nilai yang terkandung pada butir sila kelima ini ialah untuk menciptakan penduduk yang makmur dan berorientasi pada Marhaenisme.
Paham Marhaenisme ini sendiri artinya pro rakyat kecil dan wong cilik dan menjadi ciri khas ideologi pemerintahan Soekarno. Disini, peluangnya negara dapat memelihara dan menjaga seluruh rakyatnya, terutama yang tidak mampu mempertahankan diri mereka sendiri seperti rakyat miskin dan yatim piatu.
Selain negara, dibutuhkan warga negara juga dapat turut berperan dalam menjaga sesamanya. Sehingga, dapat tercipta sebuah penduduk yang madani dan sejahtera.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon