Jumat, 10 Juli 2020

Ras Melanesoid: Sejarah, Ciri, Budaya, Dan Misalnya


Ras melanesoid yakni salah satu ras yang mampu kalian temukan di Indonesia. Ras ini kebanyakan ditemukan di daerah timur Indonesia, dengan ciri khas mempunyai kulit gelap yang cenderung berwarna hitam.





Terdapat ciri khusus yang terdapat dalam ras ini, yang membedakannya dengan ras lain yang ada di Indonesia, maupun di pecahan dunia lain.





Ras ini ialah sub ras yang berasal dari ras negroid, dimana secara lazim di dunia terdapat tiga ras mayor, yakni negroid, kaukasoid, dan mongoloid.






Pengertian Ras Melanesoid





Nama ras melanesoid berasal dari 2 suku kata Yunani yakni melano yang artinya hitam atau gelap, dan soid yang artinya performa.





Oleh alasannya adalah itu mampu disimpulkan bahwa, ras melanesoid yakni ras manusia yang memiliki kulit hitam dan tersebar di kawasan-wilayah Indonesia.





Ras ini merupakan bab dari keberagaman suku dan budaya yang sangat tinggi di Indonesia. Hal ini menjadi kekayaan nasional tersendiri yang penting untuk dijaga dan dilestarikan.





Secara lazim, ciri fisik sebuah ras dibedakan dengan menyaksikan performa fisiknya seperti bentuk dan warna rambut, warna mata, warna kulit, bentuk mata, dan juga bentuk badan.





 



Sejarah Ras Melanesoid





Sejarah ras melanesoid




Ras melanesoid ini tiba ke daerah Papua sekitar 70 ribu tahun sebelum masehi. Kedatangan ras melanesoid ini berlangsung pada kiamat es, dimana saat itu suhu berangsur menurun di titik terdingin, sehingga lautan membeku.





Permukaan air bahari dikala itu lebih rendah sekitar 100 meter, daripada permukaan maritim yang sekarang. Air yang lebih rendah ini menelisik adanya jalur darat yakni dangkalan Sahul dan dangkalan Sunda di Indonesia.





Karena itulah pada saat itu, perpindahan manusia dan migrasi antar pulau mungkin untuk terjadi.





Sekarang permukaan air laut menjadi lebih tinggi karena adanya pemanasan global yang menyebabkan mencairnya es di kutub. Inilah yang lalu menjadi penyebab kaburnya tanda bahwa perjalanan antar pulau mungkin untuk terjadi. Sekarang, dangkalan sahul dan dangkalan sunda sudah terbenam didalam bahari lagi.





Pada zaman dulu masa, bangsa ini melakukan migrasi dari kawasan Asia ke Oseania, lalu menuju Papua.





Setelah menuju Papua, beberapa melanjutkan lagi migrasinya ke Benua Australia. Di era tersebut, Papua dan Benua Australia masih menjadi satu daerah, sehingga proses migrasi dapat dilakukan tanpa perlu menyeberangi lautan.





Selain di Indonesia, penyebaran suku dan ras melanesoid juga ada di Kepulauan Solomon, Fiji, dan Nugini. Pulau-pulau yang berdekatan dengan benua Australia-Oseania yang melingkupi Australia dan Selandia Baru.





 



Ciri Ras Melanesoid





Ciri-ciri ras melanesoid




Populasi ras ini di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 70 persen untuk wilayah Papua, dan 30 persen sisanya menetap di sekitar Papua dan Papua Nugini.





Untuk membedakan dan mengidentifikasi insan yang tergolong kedalam ras melanesoid, setidaknya terdapat beberapa ciri-ciri yang mampu ditemukan pada ras ini, diantaranya ialah





  1. Mempunyai kulit yang berwarna hitam
  2. Umumnya mempunyai rambut ikal berwarna hitam
  3. Memiliki bibir yang relatif tebal
  4. Postur badan yang tegap
  5. Hidung melebar dan pesek
  6. Memiliki tinggi badan antara 160 cm sampai 170 cm




Secara umum, manusia yang termasuk kedalam ras melanesoid mempunyai kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting yang berwarna hitam pula. Selain itu, postur badan mereka juga tegap dengan tinggi tubuh antara 160 sampai 170 cm.





Ras melanesoid juga memiliki ukuran bibir yang relatif tebal dan bentuk hidung yang melebar dan relatif pesek.





Selain ciri badan, terdapat pula ciri budaya yang bisa ditemukan dalam ras melanesoid, ialah penggunaan kapak genggam dan kapak perimbas, yang sering digunakan dalam aktivitas harian.





Sebagaimana namanya, kapak tersebut digunakan untuk memangkas ataupun menumbuh kuliner dan berburu.





 



Budaya Ras Melanesoid





Budaya ras melanesoid




Ras melanesoid juga memiliki budaya yang sungguh kaya mirip ras-ras lain kebanyakan. Terdapat beberapa budaya yang masih bisa ditemukan hingga sekarang, diantaranya yakni





  • Pola hidup pesisir
  • Pesta cari jodoh
  • Penduduk pedalaman
  • Penduduk pegunungan
  • Pesta adab Yuwo
  • Pesta etika Yibu




Agar kalian lebih gampang mengetahui budaya-budaya diatas, kita akan membicarakan secara lebih dalam budaya-budaya dari ras melanesoid dibawah ini.





Penduduk Daerah Pantai





Terdapat banyak ras melanesoid yang tinggal di kawasan pesisir dan juga di tempat-daerah pantai.





Untuk masyarakatdari ras ini yang tinggal di kawasan pantai, umumnya mereka tinggal di rumah panggung ataupun rumah tiang (stilts) yang berada di atas air laut/sungai.





Mata pencaharian mereka juga tidak jauh dari menokok sagu, yang menjadi masakan pokok mereka serta menjadi nelayan tangkap ikan yang melaut ataupun mendapatkan tangkapan dari sungai.





 



Pesta Cari Jodoh





Terdapat pesta khusus yang sering dipakai untuk mencari jodoh antar individu dari ras ini, yang disebut sebagai pesta adat emaida. Dalam pesta adab tersebut, penduduk desa memanggil cowok yang ingin menikahi wanita yang telah mempunyai suami.





Umumnya pesta adat milik ras melanesoid dilakukan antar dua desa atau kampung yang saling berdekatan atau tergolong tetangga.





Waktunya mampu kapan saja dan tidak terbatas di satu kawasan, karena pesta cari jodoh ini ditemukan hampir di semua daerah yang ditinggali oleh suku-suku ras melanesoid.





 



Penduduk Daerah Pedalaman





Untuk mereka yang tinggal di kawasan pedalaman, mereka biasanya hidup di akrab mata air, mirip lembah gunung, kaki gunung, serta sungai dan daerah rawa maupun danau.





Hal ini terjadi alasannya adalah eksistensi air sangat penting untuk menunjang keberlanjutan hidup manusia dan di kawasan pedalaman, seringkali air sulit untuk didapatkan.





Mata pencaharian yang mereka miliki adalah berburu binatang, serta menghimpun hasil hutan berupa umbi dan buah-buahan.





 



Penduduk Daerah Pegunungan





Terdapat ras melanesoid yang juga tinggal di kawasan pegunungan Papua, mereka tinggal di gunung yang berhutan lebat dan lazimnya hidup dalam suku-suku.





Umumnya mata pencaharian yang mereka lakukan yaitu beternak dan berkebun dengan cara yang masih sederhana. Mereka belum banyak memanfaatkan teknologi canggih dalam berkebun dan bertani seperti terasering.





 



Pesta Adat Yuwo





Selain pesta cari jodoh, terdapat pesta adat lain yang juga sering dilakukan oleh ras ini, adalah pesta budbahasa Yuwo. Pesta akhlak ini dijalankan oleh orang yang dianggap kaya secara sosial dan bermaksud untuk menunjukkan kekayaan yang dimiliki.





Pesta adab yang dilaksanakan tidak jauh dari makan besar, mirip memangkas babi atau ekina. Beberapa suku mempunyai cara yang lebih ekstrim dengan membakar atau mencampakkan harta yang dimiliki untuk menunjukan bahwa dirinya bisa dan kaya.





 



Pesta Adat Yibu





Pesta adab berikutnya yang masih sering dilaksanakan yaitu pesta budbahasa Yibu, dimana dia dikerjakan untuk satu lingkup keluarga saja. Pesta budbahasa ini merupakan pesta adat insidental untuk merayakan ulang tahun, anak yang baru lahir, ijab kabul, serta ajal seseorang.





Umumnya pesta etika ini dilaksanakan cuma untuk keluarga dekat, atau keluarga besar jikalau mereka tinggal dalam lingkup yang berdekatan. Pesta adat ini dijalankan di rumah sendiri atau di rumah akhlak yang dimiliki ras melanesoidsecara komunal.





 



Contoh Ras Melanesoid di Indonesia





Contoh ras Melanesoid di Indonesia




Di Indonesia, ras melanesoid ini terbagi dalam beberapa suku, yang tinggal dalam tempat atau pulau tertentu, diantaranya yaitu suku





  • Suku Huli
  • Suku Muyu
  • Suku Korowai
  • Suku Dani
  • Suku Asmat
  • Suku Amungme




Dibawah ini kita akan membicarakan satu per satu suku-suku yang tergolong kedalam ras melanesoid ini.





Suku Huli





Suku ini ialah suku yang terkenal alasannya adalah memiliki kebudayaan untuk mengecat paras .





Warna yang sering dipakai yaitu warna alam yang dibentuk dari bahan alami, yaitu merah, putih, dan juga kuning. Suku ini juga memakai rambut imitasi yang berfungsi untuk merubah performa.





 



Suku Muyu





Suku Muyu pada umumnya mendiami Kabupaten Boven Digoel, yang mendapatkan namanya sebab mereka tinggal di dekat Sungai Muyu. Lokasi sungai tersebut berada di sebelah timur bahari Merauke, dan hingga sekarang beberapa anggota suku ini masih mampu didapatkan disana.





 



Suku Korowai





Suku yang berasal dari ras melanesoid selanjutnya ialah adalah suku Korowai, yang tinggal di daerah dataran rendah.





Umumnya mereka hidup berkelompok di sebelah selatan pegunungan Jayawijaya di ketinggian rendah hingga sedang. Kenampakan alam disana berupa hutan, lahan berair, rawa, dan mangrove.





 



Suku Dani





Di Kabupaten Jayawijaya juga terdapat suku yang juga memiliki asal-undangan dari ras melanesoid, yaitu suku Dani.





Mereka tinggal di lembah Baliem, dan terkenal karena ciri khas mereka untuk menggunakan koteka, yang dipakai untuk menutupi kemaluan para pria sampaumur disana.





 



Suku Asmat





Suku yang kini banyak mendiami dataran Papua yaitu suku Asmat, yang populer alasannya memiliki seni ukur yang artistik.





Seni ukir ini menjadi ciri khas suku Asmat, hingga kini seni ukir mereka masih bisa ditemukan di beberapa daerah, utamanya dalam perkakas rumah tangga.





 



Suku Amungme





Suku Amungme adalah salah satu suku Papua yang masih hidup secara nomaden dan berpindah-pindah kawasan tinggalnya.





Suku ini masih memiliki teladan hidup layaknya manusia-manusia purba kebanyakan yakni berburu dan meramu. Selain itu, mereka juga kerap berpindah-pindah tempat tinggal, mengikuti ketersediaan binatang buruan dan buah-buahan yang mampu dipetik.





Itulah klarifikasi singkat perihal ras melanesoid, dari sejarah, ciri fisik, budaya, hingga suku-suku yang menjadi sub-ras.





Semoga gosip tersebut dapat menambah wawasan anda tentang ras yang satu ini.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon