Senin, 15 Februari 2021

3 Jenis Batuan Penyusun Litosfer Bumi dan Siklusnya


Lapisan litosfer terdiri dari dua bagian yaitu lapisan SiAl (Silium Alumunium) dan SiMa (Silium Magnesium). Letak lapisan SiAl berada di atas lapisan SiMa karena memiliki berat jenis yang lebih kecil. Litosfer merupakan lapisan batuan atau kulit bumi yang bentuknya mengikuti bentuk bumi. Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani, dengan kata litos yang berarti berbatu dan sphere/sphaira yang berarti lapisan. Komponen penyusun lapisan litosfer bumi adalah material mineral dan batuan dengan ketebalan sekitar 50-100 kilometer. Batuan penyusun litosfer bumi terdiri dari tiga jenis yaitu baku, sedimen/endapan, dan metamorf/malihan. Masing-masing jenis batuan memiliki karakteristik yang membedakan antara satu jenis dengan yang lainnya.





Lapisan litosfer merupakan bagian bumi paling dekat dengan pemukaan, di bawah lapisan litosfer terdapat lapisan astonosfer dan mesofer. Lapisan litosfer merupakan tempat untuk bagian kerak bumi, sedangkan lapisan astenosfer untuk bagian mantel dan mesofer untuk bagian inti bumi. Kerak bumi, mantel/selimut bumi, serta inti bumi bagian luar dan dalam merupakan penyusun struktur bumi. Gambaran struktur bumi dapat dilihat seperti berikut.





Struktur Bumi




Bagaimana karakteristik setiap batuan penyusun listofer bumi? Apa saja tahapan dan proses yang terjadi pada siklus batuan penyusun litosfer bumi? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.





Baca Juga: Penyusun Lapisan Atmosfer Bumi





Karakteristik Batuan Penyusun Litosfer Bumi





Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa batuan penyusun bumi terdiri dari tiga jenis yaitu beku, sedimen, dan metamorf. Karakteristik atau ciri-ciri dari ketiga jenis batuan tersebut didiberikan seperti uraian di bawah.





1. Batuan Beku





Batuan beku merupakan hasil dari aktivitas gunung api. Proses pembentukan batuan beku berasal dari magma pijar yang membeku atau mengkristal sehingga menjadi padat.





Ciri-ciri batuan beku:





  • homogen dan kompak
  • tidak terdapat pelapisan
  • tidak mengandung fosil
  • tersusun atas kristal-kristal




Batuan beku berdasarkan tempat pembekuannya terdiri dari batuan beku dalam (plutonik/tubir), batuan beku luar (leleran/ekstrusiva), dan batuan beku korok/gang.





  • Tubir/plutonik (batuan beku dalam): batuan yang membeku di dalam dapur magma secara perlahan-lahan sekali sehingga batuan terdiri atas kristal-kristal besar (kristal penuh)
  • Leleran/ekstrusiva (batuan beku luar): batuan yang terbentuk dari magma yang membeku di luar dapur magma
  • Korok/gang: batuan yang terbentuk dalam korok-korok (dekat permukaan) dan mengalami pendinginan lebih cepat sehingga terdiri atas kristal besar, kristal kecil, dan bahkan ada yang tidak mengkristal




Batuan beku menurut kandungan silikat dan kuarsa dalam magma terdiri dari batuan granit, andesits, dan basaltis.





  • Granit (batuan beku asam): batuan beku yang berasal dari magma yang bersifat asam karena banyak mengandung mineral kuarsa (SiO3) sedangkan kandungan oksida magnesiumya (MgO) rendah.
  • Andesitis (batuan beku intermediet):Batuan beku yang berasal dari magma pertengahan dengan perbandingan mineral kuarsa (SiO3) dan oksida magnesium (MgO) relatif seimbang
  • Basaltis (batuan beku basa): Batuan beku yang berasal dari magma yang bersifat basa karena banyak mengandung mineral oksida magnesium (MgO) sedangkan kuarsanya (SiO3) rendah.




2. Batuan Sedimen





Batuan sedimen terbentuk akibat proses pengikisan yang disebabkan oleh pengikisan mekanik, organik, atau kimiawi. Pelapukan yang dialami oleh batuan beku menyebabkan struktur batuan mudah lepas dan akan mudah terbawa air, angin, atau es. Bagian batu yang lepas dan terangkut kemudian akan terendap di suatu tempat dan mengendap membentuk batuan sedimen.





Sehingga, dapat dikatakan bahwa batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil erosi/pengikisan batuan yang sudah ada sebelumnya.





Ciri-ciri batuan sedimen:





  • adanya bidang perlapisan
  • warna batuan bergantung dari mineral penyusun batuan, biasanya berwarna terang
  • sifat klasik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas terutama pada golongan detritus




Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya:





  • Klastis adalah batuan sedimen terbentuk dari akumulasi partikel-partikel yang berasal dari pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati. Jenis batuan ini terbentuk karena proses mekanik sehingga tidak merubah susunan kimia batuan awal.
    Contoh batuan sedimen klastik: batu pasir, breksi, bijih besi, dan batu konglomerat
  • Organik adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai akibat akumulasi dari bahan organik seperti tumbuhan dan hewan.
    Contoh batuan sedimen organik: batu karang, batubara, endapan diatomae
  • Kimiawi adalah batuan sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia batuan dengan air.
    Contoh batuan sedimen kimiawi: adalah batu gamping




Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan tenaga pengangkutnya:





  • Akuatis adalah batuan sedimen yang terangkut oleh air darat.
    Contoh batuan sedimen akuatis: batuan konglomerat, batu pasir, batu breksi
  • Marine adalah batuan sedimen yang terangkut oleh air laut. Contoh batuan sedimen marine: batu karang
  • Batuan sedimen aeolis/aeris adalah batuan sedimen yang terangkut oleh angin.
    Contoh batuan sedimen aeolis: batu jamur, tanah loss, sand dunes, tanah tuff, gurun pasir
  • Glasial adalah batuan sedimen yang terangkut oleh es atau gletser.
    Contoh batuan sedimen glasial: batu morena, drumlin




3. Batuan Metamorf/Malihan





Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku dan batuan endapan) akibat proses metamorfosis. Metamorfosis pada batuan adalah suatu proses yang dialami batuan asal akibat dari adanya tekanan dan/atau temperatur yang meningkat. Proses perubahan batuan asal (batuan beku atau sedimen) dapat terjadi pada perubahan bentuk/struktur maupun susunan mineralnya.





Ciri-ciri Batuan Metamorf:





  • memiliki warna yang beragam, misalnya mika berwarna hitam dan kwarsa berwarna putih
  • struktur batu meliputi foliasi (memiliki belahan) dan non-foliasi (tanpa belahan)
  • memiliki tiga bentuk kristal yaitu euhedral (kristal sempurna), subhedral (sebaguan kristal tidak teratur), dan anhedral (kristal tidak teratur)




Baca Juga: Skala pada Peta Kontur/Topografi





Siklus Batuan Penyusun Litosfer Bumi





Siklus batuan merupakan suatu proses yang menggambarkan perubahan batuan yang berawal dari magma, bertransformasi menjadi berbagai jenis batuan, dan kembali menjadi magma. Proses pada siklus batuan berawal dari magma yang mengakami pembekuan dan menjadi batu pertama yang disebut batuan beku. Batuan beku yang mengalami erosi/pelapukan dan terbawa angin atau air akan membentuk batuan sedimen. Batuan baku dan sedimen yang mengalami metamorfosis membentuk batuan metamorf.





Terdapat beberapa tahapan siklus batuan yang memberikan keterangan proses pembentukan tiga jenis batuan (beku, sedimen, dan metamorf). Siklus batuan dapat dilihat seperti pada gambaran berikut.





Siklus Batuan Penyusun Litosfer Bumi




Keterangan siklus batuan untuk proses pembentukan batuan beku, metamorf, dan sedimen dapat dilihat seperti berikut.





  • Kristalisasi Magma (pembentukan batuan beku): magma yang berasal dari perut bumi mengeras dan mengkristal hingga membentuk batuan pertama. Jenis batuan pertama yang terbentuk ini disebut dengan batuan beku.
  • Pelapukan: magma yang sudah mengkristal terkena proses seperti penyinaran matahari, cuaca, suhu dan sebagainya hingga mengalami pelapukan.
  • Erosi: proses pengikisan dari batuan yang sudah lapuk itu hingga larut ke tanah yang terjadi karena air, angin, atau gejala-gejala lain.
  • Pengendapan: proses pengendapan dari batuan yang sudah terkikis oleh erosi itu hingga mengendap dan membentuk sedimentasi.
  • Pembentukan batuan sedimen: merupakan batuan beku yang terkikis atau tererosi lalu terangkut dan mengendap.
  • Pembentukan batuan metamorf: batuan beku atau sedimen yang semakin terendap masuk ke dalam perut bumi hingga membentuk proses metamorf akibat tekanan dan energi panas dari bumi.
  • Pembentukan magma: batuan metamorf yang semakin panas hingga membentuk magma kembali.




Baca Juga: Breaking Point Theory untuk Menentukan Lokasi Industri yang Ideal





Contoh Soal dan Pembahasan





Beberapa contoh soal litosfer bumi di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman sobat idschool. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannyya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!





Contoh 1 – Batuan Penyusun Litosfer Bumi





Jenis batuan yang sifat-sifatnya berubah sebagai akibat dari tekanan yang kuat dan suhu yang tinggi disebut batuan ….
A. baku
B. metamorf
C. sedimen
D. kristalin
E. kwarsa





Pembahasan:





Batuan sedimen yang terendap ke dalam perut bumi akan mendapat tekanan dan energi panas bumi. Proses terbentuknya bermula dari batuan sedimen yang semakin terendap masuk ke dalam perut bumi hingga membentuk batuan metamorf. Proses yang terjadi pada pembentukan batuan metamorf terbentuk akibat adanya tekanan dan energi panas dari bumi.





Jadi, Jenis batuan yang sifat-sifatnya berubah sebagai akibat dari tekanan yang kuat dan suhu yang tinggi disebut batuan metamorf.





Jawaban: B





Contoh 2 – Fenomena Geomorfologis





Gumuk pasir bulan sabit Pantai Parangtritis Yogyakarta merupakan fenomena geomorfologis aeolin yang unik karena .… (SBMPTN 2016)
A. terdapat di wilayah tropik humid
B. waktu pembentukannya relatif cepat
C. perubahan berlangsung cepat
D. berasosiasi dengan pemukiman
E. lokasinya jauh dari pantai





Pembahasan:





Gumuk berarti gundukan, sehingga gumuk pasir artinya adalah gundukan pasir. Bahan material gumuk pasir di Yogyakarta diketahui berasal dari aktivitas Gunung Merapi beberapa ribu tahun yang lalu. Material vulkanik Gunung Merapi mengalir melalui aliran Sungai Opak dan Sungai Progo. Material-material tersebut kemudian terbawa arus hingga menuju Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Material vulkanik di sekitar pantai kemudian terbawa arus ombak dan berubah menjadi butiran-butiran halus.





Pembentukan gumuk pasir biasanya dipengaruhi oleh pergerakan angin yang bertiup di wilayah yang relatif kering. Sehingga, gumuk pasir biasanya terbentuk di daerah gurun seperti yang terdapat di wilayah Timur Tengah.





Namun, Indonesia yang memiliki iklim tropis humid (panas lembab) bisa memiliki gumuk pasir. Gurun pasir terpanjang di Asiang Tengga terbentuk di Indonesia, yaitu Gumuk Pasir Parangkusumo, Yogyakarta. Fenomena gumuk pasir di Yogyakarta tergolong unik karena terbentuk di kawasan yang memiliki curah hujan tinggi. Diketahui bahwa gumuk pasir ini menjadi merupakan satu-satunya gumuk pasir selain di kawasan gurun.





Jawaban: A





Contoh 3 – Soal Siklus Batuan Penyusun Litosfer Bumi





Contoh Soal Batuan Penyusun Litosfer Bumi




Pembahasan:





Tanda X menunjuk batuan sedimen yaitu jenis batuan yang terjadi karena  erosi/pelapukan batuan yang sudah ada sebelumnya. Material batuan yang mengalai erosi/pelapukan terbawa angin atau air kemudian mengalami sedimentasi/pengendapan. Material tersebut setelah beberapa waktu akan membentuk lapisan-lapisan batuan yang disebut batuan sedimen.





Jadi, perubahan batuan yang diberi tanda X pada gambar di atas terjadi karena erosi dan pengangkutan.





Jawaban: D





Demikianlah tadi ulasan litosfer bumi yang terdiri dari tiga jenis batuan yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!





Baca Juga: Hidrosfer – Lapisan Air yang Menyelimuti Bumi



Sumber gini.com


EmoticonEmoticon